Ekonomi dan Bisnis

Jelang Natal dan Tahun Baru 2025 Harga Pangan Melambung: Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp73.850 per Kg

×

Jelang Natal dan Tahun Baru 2025 Harga Pangan Melambung: Harga Cabai Rawit Merah Tembus Rp73.850 per Kg

Sebarkan artikel ini
Harga Pangan
Menurut data terbaru dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, yang dikelola oleh Bank Indonesia, tercatat bahwa harga cabai rawit merah mencapai Rp73.850 per kilogram (kg), sementara telur ayam ras menembus angka Rp33.000 per kg.

Topikseru.com – Menjelang Natal dan Tahun Baru 2025 di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah, harga pangan strategis di tingkat pedagang eceran nasional mengalami tren peningkatan signifikan pada awal pekan ini.

Menurut data terbaru dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, yang dikelola oleh Bank Indonesia, tercatat bahwa harga cabai rawit merah mencapai Rp73.850 per kilogram (kg), sementara telur ayam ras menembus angka Rp33.000 per kg.

Berdasarkan data tersebut dirilis pada Selasa, 23 Desember 2025, pukul 08.10 WIB, dan mencerminkan fluktuasi harga di pasar tradisional maupun modern di seluruh Indonesia.

Lonjakan harga ini memicu kekhawatiran di kalangan rumah tangga, khususnya ibu-ibu yang harus mengatur pengeluaran dapur dengan cermat di tengah tekanan inflasi.

Cabai dan Telur: Komoditas dengan Kenaikan Paling Tajam

Cabai rawit merah, bahan pokok yang hampir tak tergantikan dalam masakan Nusantara, kini menjadi salah satu komoditas pangan termahal dalam daftar PIHPS.

Harga per kilogramnya yang mencapai Rp73.850 jelas memberikan tekanan besar terutama bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

Tak kalah mencengangkan, harga telur ayam ras juga mencapai Rp33.000 per kg, komoditas yang selama ini diandalkan sebagai sumber protein terjangkau.

“Kenaikan ini tidak datang tiba-tiba—ada banyak faktor di baliknya, termasuk gangguan cuaca ekstrem, gangguan distribusi logistik, hingga volatilitas biaya produksi,” ujar seorang analis ekonomi pangan yang enggan disebutkan namanya.

Harga Bawang dan Cabai Lainnya Ikut Membubung

Selain cabai rawit merah, komoditas bumbu dapur lainnya juga mengalami kenaikan harga. Bawang merah saat ini dijual sekitar Rp52.650 per kg, sedangkan bawang putih berada di angka Rp40.000 per kg.

Cabai merah besar dan cabai merah keriting pun tak luput dari tren kenaikan, masing-masing seharga Rp52.200 per kg dan Rp56.100 per kg.

Bahkan cabai rawit hijau, yang sering dianggap sebagai alternatif, kini harganya mencapai Rp62.000 per kg.

Harga Beras Masih Relatif Stabil, Tapi Perbedaan Kualitas Terlihat Jelas

Di sisi lain, harga beras menunjukkan stabilitas relatif meski tetap ada variasi berdasarkan kualitas.

Beras kualitas bawah I dijual seharga Rp14.400 per kg, sedangkan kualitas bawah II sedikit lebih murah di angka Rp14.350 per kg.

Untuk segmen menengah, beras kualitas medium I dan II masing-masing dipatok pada Rp15.900 dan Rp15.800 per kg.

Sementara itu, konsumen yang menginginkan kualitas premium harus merogoh kocek lebih dalam. Beras kualitas super I dijual seharga Rp17.100 per kg, dan super II di angka Rp16.650 per kg.

Baca Juga  Bulog Pastikan Stok Beras di Sumut Aman Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2026

Perbedaan harga ini mencerminkan permintaan konsumen terhadap kualitas, aroma, dan tekstur nasi yang dihasilkan.

Daging Sapi dan Ayam: Protein Mahal yang Tetap Diburu

Komoditas protein hewani juga menunjukkan tren harga yang cukup tinggi. Daging ayam ras, yang biasa menjadi pilihan utama masyarakat, kini dijual seharga Rp41.600 per kg.

Sedangkan untuk daging sapi, terdapat perbedaan harga berdasarkan kualitas. Daging sapi kualitas I mencapai Rp141.850 per kg, dan kualitas II sedikit lebih terjangkau di angka Rp133.950 per kg.

Meski mahal, permintaan terhadap daging—khususnya menjelang akhir tahun dan momen liburan—tetap tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia masih mempertahankan kebiasaan mengonsumsi protein hewani meski di tengah tekanan ekonomi.

Minyak Goreng dan Gula: Kebutuhan Pokok yang Tak Bisa Diabaikan

Tak kalah penting, gula pasir dan minyak goreng—dua komoditas esensial dalam dapur rumah tangga—juga mengalami variasi harga.

Gula pasir premium dijual seharga Rp19.750 per kg, sementara gula lokal sedikit lebih murah di Rp18.200 per kg.

Untuk minyak goreng, terdapat tiga kategori utama: minyak goreng curah dibanderol Rp18.850 per liter, sedangkan minyak goreng kemasan bermerek I mencapai Rp22.500 per liter.

Sementara itu, minyak goreng kemasan bermerek II dijual seharga Rp21.550 per liter. Perbedaan harga ini mencerminkan preferensi konsumen terhadap kemasan, merek, dan aspek keamanan pangan.

Mengapa Harga Pangan Terus Naik? Ini Penjelasannya

Lonjakan harga pangan bukanlah fenomena baru, namun kali ini terasa lebih tajam karena sejumlah faktor simultan:

Cuaca Ekstrem – Curah hujan tinggi dan banjir di beberapa sentra pertanian mengganggu masa panen, terutama untuk komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang.

Biaya Logistik – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan ongkos angkut menyebabkan distribusi pangan menjadi lebih mahal.

Permintaan Musiman – Akhir tahun biasanya diikuti peningkatan konsumsi rumah tangga dan pelaku usaha kuliner, sehingga permintaan melonjak.

Inflasi Global – Tekanan inflasi dari luar negeri juga ikut memengaruhi harga pangan domestik, khususnya untuk bahan baku impor.

Pemerintah Diminta Responsif, Masyarakat Harus Cerdas Berbelanja

Menyikapi tren ini, para ekonom dan aktivis pangan mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah strategis, seperti memperkuat cadangan pangan, memperbaiki rantai distribusi, serta memberikan subsidi tepat sasaran.

Di sisi lain, masyarakat juga didorong untuk lebih bijak dalam berbelanja: memilih alternatif bahan pangan yang lebih murah, memanfaatkan hasil pertanian lokal, serta memanfaatkan fitur pemantauan harga seperti aplikasi PIHPS untuk membandingkan harga antar daerah.