Melalui jembatan arboreal, primata dapat dengan bebas berpindah ke area lain, mencari makan, dan berkembang biak tanpa terhalang aktivitas manusia.
“Jembatan arboreal memberikan fleksibilitas bagi primata untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan sekaligus mengurangi risiko konfik antara satwa dengan manusia,” katanya.
Sebanyak 6 Spesies Melintas di Jembatan Arboreal
Sepanjang 2023-2024, terekam enam spesies memanfaatkan jembatan arboreal di kawasan Tambang Emas Martabe. Mereka adalah huliap (Presbytis sumatrana), beruk (Macaca nemestrina), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung kelabu (Trachypithecus cristatus), jelarang hitam (Ratufa bicolor), dan musang akar jawa (Arctogalidia trivirgata).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Manager Environmental Agincourt Resources, Mahmud Subagya menambahkan, jembatan arboreal merupakan salah satu contoh nyata bagaimana industri pertambangan dapat berjalan beriringan dengan upaya konservasi keanekaragaman hayati.
“Partisipasi PTAR dalam Asian Primate Symposium menegaskan komitmen kami terhadap pelestarian keanekaragaman hayati Sumatra, sekaligus memastikan praktik tambang yang berkelanjutan. Proyek ini tidak hanya memberikan manfaat bagi satwa liar, tetapi juga bagi masyarakat sekitar dan generasi mendatang,” tutur Mahmud.
Jembatan arboreal di Tambang Emas Martabe menjadi tonggak penting dalam upaya melindungi kekayaan ekologi di alam Sumatra. Proyek ini membuktikan bahwa dengan komitmen yang kuat, dapat tercapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Dua Penelitian Mahasiswa Tentang Konservasi Keanekaragaman Hayati di PTAR
Selain itu, terdapat dua penelitian lain tentang konservasi keanekaragaman hayati di Tambang Emas Martabe dipresentasikan di Asian Primate Symposium 2024.
Penelitian tersebut, oleh mahasiswa Universitas Nasional, Jakarta, selama bermagang di PTAR. Mereka adalah Dimas Firdiyanto dan Fathiya Rahma.
Penulis : Jasman Julius
Editor : Damai Mendrofa
Sumber Berita : Siaran Pers PTAR
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya