Meski demikian, bayang-bayang tarif impor ala Presiden AS Donald Trump masih membayangi.
Dampaknya mulai terasa di beberapa sektor, sementara sektor lain cenderung stagnan. Kekhawatiran pun muncul: efek tarif bisa berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.
Eropa dan Asia Ikut Bergerak
Dari Eropa, investor menanti data wholesale prices Jerman yang diproyeksikan stabil di 0,2 persen (mtm), serta data awal pertumbuhan ekonomi (GDP growth rate preliminary) Inggris untuk kuartal II-2025 yang akan dirilis Kamis (14/8).
Bursa Eropa pada Selasa (12/8) ditutup variatif: Euro Stoxx 50 naik 0,09 persen, FTSE 100 Inggris menguat 0,20 persen, CAC Prancis melonjak 0,71 persen, sementara DAX Jerman justru terkoreksi 0,23 persen.
Wall Street tak kalah optimistis: S&P 500 menguat 1,13 persen ke 6.445,76, Nasdaq naik 1,39 persen ke 21.681,90, dan Dow Jones melonjak 483,52 poin atau 1,10 persen ke 44.458,61.
Bursa Asia pagi ini juga menunjukkan tren serupa: Nikkei Jepang naik 1,34 persen, Shanghai Composite menguat tipis 0,11 persen, Strait Times Singapura tumbuh 0,73 persen, meski Hang Seng Hong Kong melemah 1,01 persen.
Arah IHSG Selanjutnya
Dengan dukungan sentimen eksternal yang kuat, analis memperkirakan IHSG masih punya ruang untuk menembus rekor baru di kisaran 7.910.
Namun, pelaku pasar diingatkan untuk tetap waspada terhadap potensi volatilitas akibat perkembangan kebijakan perdagangan AS dan data ekonomi global yang akan dirilis pekan ini.










