Ketegangan dagang AS-China ini diperkirakan bakal memberi tekanan lanjutan pada pasar komoditas dan saham emerging market.
Selain itu, pertemuan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dengan Trump juga ikut diawasi pasar. Agenda tersebut membahas penyempurnaan kesepakatan dagang yang bulan lalu diumumkan, di mana ekspor Korsel ke AS dikenakan tarif 15 persen.
Bursa Global: Eropa Melemah, Wall Street Menguat
Di sisi lain, bursa Eropa kompak melemah pada Selasa (26/8). Euro Stoxx 50 terkoreksi 1,07 persen, FTSE 100 Inggris melemah 0,60 persen, DAX Jerman minus 0,50 persen, dan CAC Prancis tertekan 1,70 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebaliknya, Wall Street justru bergerak positif. Indeks S&P 500 naik 0,41 persen ke 6.465,94, Nasdaq bertambah 0,44 persen ke 21.544,27, dan Dow Jones menguat 0,30 persen ke 45.418,07.
Asia Ikut Fluktuatif
Pagi ini, bursa Asia bergerak campuran. Nikkei menguat 161,32 poin atau 0,37 persen ke 42.547,00. Hang Seng naik tipis 0,05 persen ke 25.542,55. Namun, Shanghai melemah 0,09 persen ke 3.864,30 dan Strait Times terkoreksi 0,14 persen ke 4.237,00.
Rebound atau Sekadar Nafas Panjang?
Meski IHSG menunjukkan tanda rebound, sejumlah analis menilai penguatan masih terbatas. Ketidakpastian global, mulai dari tensi dagang AS-China hingga politik internal The Fed, bisa sewaktu-waktu menekan pasar.
“Investor perlu berhati-hati. Rebound hari ini mungkin lebih banyak bersifat teknikal, sementara sentimen global masih rapuh,” kata seorang analis pasar modal di Jakarta.
Bagi investor, kata kunci hari ini adalah “volatilitas”. IHSG memang berbalik arah, tetapi arus modal asing yang dipengaruhi MSCI rebalancing serta faktor eksternal seperti manuver Trump, tetap akan menentukan arah pergerakan pasar dalam beberapa hari ke depan.
Halaman : 1 2