IHSG Akhirnya Rebound Menguat 27,25 Poin Bertengger di Level 8.071,08 Sore Ini

Kamis, 2 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya rebound setelah dua hari berturut-turut ditutup di zona merah. Berdasarkan data yang dilansir dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG menguat 27,25 poin atau 0,34% ke level 8.071,08 sore ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya rebound setelah dua hari berturut-turut ditutup di zona merah. Berdasarkan data yang dilansir dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG menguat 27,25 poin atau 0,34% ke level 8.071,08 sore ini.

PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 4,55% ke Rp 378
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun 1,77% ke Rp 2.770
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 1,17% ke Rp 4.210

Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianu: IHSG Ditentukan Arah Kebijakan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia

Pada perdagangan Rabu (1/10/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah dalam tren menanjak. Sepanjang tahun 2025 berjalan, IHSG tercatat sudah naik 12,29% year to date (YtD).

Tren penguatan ini bahkan membuat sejumlah lembaga sekuritas merevisi naik target IHSG menjadi 8.600 hingga akhir tahun 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan melihat, IHSG memang tengah berada dalam tren naik alias bullish. Meski begitu, reli tersebut masih cukup rapuh lantaran investor asing masih gencar mengobral dalam jumlah besar.

Hingga saat ini, asing tercatat masih net sell alias jual bersih sebesar Rp 54,77 triliun YtD di seluruh pasar.

“Artinya, penguatan ini banyak ditopang investor domestik,” ujar Felix.

Meski begitu, menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, ruang penguatan IHSG masih terbuka. Hal ini didukung potensi pemangkasan suku bunga bank sentral AS The Fed pada pertemuan Oktober dan Desember, perkembangan negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok, serta meredanya tensi geopolitik.

Syaratnya, IHSG harus bertahan di atas level 7.910. “Apabila memang itu bisa dijaga demikian kami melihat dengan tingkat probabilitas sebesar 60% ada kemungkinan indeks kita bisa menuju ke 8.620,” prediksi pria yang akrab disapa Nico ini.

Felix juga sepakat. Namun, jalannya tak akan semulus pada awal kuartal ketiga tahun ini, mengingat fundamental yang masih rapuh tersebut. Realisasinya akan ditentukan oleh arah arus dana masuk dari investor asing.

“Selama asing masih jualan, reli IHSG cenderung tersendat walaupun fundamental ekonomi domestik cukup solid,” imbuh Felix.

Sentimen Arah Suku Bunga
Ke depan, kata Felix, sentimen yang bakal mengiringi gerak IHSG ditentukan oleh arah kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan The Fed. Sebab, arah kebijakan moneter tersebut akan menentukan imbal hasil (yield) investasi masing-masing.

Bila selisih yield antar kedua negara terlalu kecil, investor asing akan lebih melirik pasar AS sehingga risiko capital outflow dari pasar modal domestik semakin besar.

Tak hanya itu, sentimen global seperti arah nilai tukar rupiah dan otot dolar AS, yield obligasi pemerintah AS, juga kondisi geopolitik bisa ikut jadi penentunya.

Pun, realisasi stimulus fiskal yang sudah diinjeksi pemerintah seperti penempatan dana Rp 200 triliun di bank-bank pelat merah juga belanja APBN akhir tahun bakal jadi katalis gerak IHSG hingga akhir tahun.

Tak kalah penting, hasil kinerja emiten di kuartal III dan kuartal IV turut jadi penentu arah IHSG ke depan, khususnya sektor perbankan, komoditas, dan konsumer.

Nico menambahkan, faktor window dressing pun diharapkan menjadi pendorong tambahan laju IHSG pada kuartal IV.

Strategi Investasi
Di tengah berbagai sentimen ini, Felix menyarankan investor sebaiknya lebih selektif dalam berinvestasi. Saat tren net sell asing masih jumbo, menurutnya akan lebih aman bila investor lebih fokus pada saham berfundamental kokoh dan yang mendapat banyak dukungan sentimen domestik.

Baca Juga  IHSG Ditutup Menguat, Sinyal “Dovish” The Fed Jadi Angin Segar Pasar Saham

Felix menyebut, sektor bank berkapitalisasi pasar besar jadi salah satunya, karena pergerakan harga saham bank menurutnya cenderung sejalan dengan aliran dana asing.

Selain itu, sektor consumer staples dan retail pun menurutnya bisa diuntungkan oleh sentimen belanja akhir tahun dan potensi daya beli masyarakat Indonesia yang stabil.

Juga, sektor energi terbarukan dan komoditas seperti nikel dan emas bisa dijadikan pilihan lindung nilai (hedge) di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global saat ini.

Saham-saham sektor tersebut, ditambah sektor teknologi, menurut Nico bisa jadi pilihan sebab berpotensi mendapatkan sentimen positif dari aksi window dressing.

IHSG berpotensi uji level psikologis 8000

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah menuju level psikologis 8.000 pada Kamis (2/10/2025). Adapun IHSG menutup perdagangan Rabu (1/10) dengan melemah 0,21% ke level 8.043,92.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan IHSG melemah terbatas seiring dengan aksi profit taking investor.

Padahal sejumlah data makro ekonomi Indonesia menunjukkan angka yang positif. Yakni, tingkat inflasi yang masih dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) yaitu 1,5%–3,5%.

Adapun tingkat inflasi tahunan Indonesia naik menjadi 2,65% pada September 2025 dari posisi Agustus 2025 sebesar 2,31%. Ini menjadi yang tertinggi sejak Mei 2024.

Tak hanya itu, surplus perdagangan Tanah Air melebar menjadi US$ 5,48 miliar pada Agustus 2025. Angka tersebut naik dari posisi Agustus 2025 yang mencapai US$ 2,78 miliar.

“Angka surplus neraca perdagangan itu jauh di atas perkiraan pasar sebesar U$ 3,99 miliar dan surplus perdagangan terbesar sejak Oktober 2022,” jelasnya dalam riset yang dirilis, Rabu (1/10/2025).

Investment Advisor Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis menambahkan selain indikator ekonomi domestik, pergerakan IHSG pada Rabu (1/10) juga dipengaruhi oleh berita government shutdown di Amerika Serikat (AS)

“Government shutdown di AS terjadi karena Senat gagal mencapai kesepakatan anggaran belanja tahunan pada Selasa malam waktu AS ,” jelasnya.

Secara teknikal, lanjut Alrich, histogram negatif pada MACD masih berlanjut serta Stochastic RSI berada pada pivot area. Sehingga dia memperkirakan IHSG berpotensi uji level psikologis 8000 pada perdagangan Kamis (2/10/2025).

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan IHSG diperkirakan limited upside karena terjadi konsolidasi minor. Adapun RSI negatif, sedangkan Stochastics K_D masih positif dan volume meningkat.

Dia memproyeksikan IHSG akan menguji support di 8.021 dan 7.935, dengan level resistance di 8.152 dan 8.204. Nafan menyarankan investor untuk akumulasi saham dengan solid yang prospek.

“Investor juga dapat menerapkan strategi buy on dip atau merealisasikan keuntungan jika diperlukan sambil memanfaatkan manajemen risiko secara aktif,” ucap Nafan.

Sementara untuk perdagangan Kamis (2/10/2025), saham pilihan Phintraco Sekuritas jatuh pada saham UNVR, ANTM, JPFA, MAIN, dan PYFA.

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Komoditas Doo Financial Futures: Rupiah rupiah akan Bergerak di Rentang Rp16.550-Rp16.650 Per Dolar AS
Rupiah Spot Sukses Pertahankan Penguatan di Level Rp16.598 Per Dolar AS Sore Ini
Rupiah Spot Menguat 0,16% di Posisi Rp16.610 Per Dolar AS di Perdagangan Kamis (2/10/2025) Siang Ini
IHSG Naik 28,76 Poin Berada di Level 8.072,59 di Perdagangan Kamis (2/10/2025) Siang Ini
Harga Kripto Terpantau Masih Berada di Zona Hijau di Perdagangan Kamis, (2/10/2025)
Harga Bitcoin (BTC) Turun 3,51% di Level $118,765 atau Setara dengan Rp1.970.710.171 Per Koin
Harga Bitcoin (BTC) Melesat Hingga Menyentuh Level Tertinggi Dua Pekan di US$118.710
Harga Emas Antam Naik Rp2.000 Dibanderol di Level Rp2.235.000 Per Gram

Berita Terkait

Jumat, 3 Oktober 2025 - 06:18

Komoditas Doo Financial Futures: Rupiah rupiah akan Bergerak di Rentang Rp16.550-Rp16.650 Per Dolar AS

Kamis, 2 Oktober 2025 - 17:15

IHSG Akhirnya Rebound Menguat 27,25 Poin Bertengger di Level 8.071,08 Sore Ini

Kamis, 2 Oktober 2025 - 17:06

Rupiah Spot Sukses Pertahankan Penguatan di Level Rp16.598 Per Dolar AS Sore Ini

Kamis, 2 Oktober 2025 - 14:19

Rupiah Spot Menguat 0,16% di Posisi Rp16.610 Per Dolar AS di Perdagangan Kamis (2/10/2025) Siang Ini

Kamis, 2 Oktober 2025 - 14:13

IHSG Naik 28,76 Poin Berada di Level 8.072,59 di Perdagangan Kamis (2/10/2025) Siang Ini

Berita Terbaru