Sementara itu, berdasarkan Jisdor Bank Indonesia (BI), rupiah juga ditutup menguat tipis 0,006% ke posisi Rp 16.611 per dolar AS.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi melihat, penguatan rupiah terjadi seiring data ketenagakerjaan swasta AS yang lemah dalam sepekan.
“Hal ini membuat investor sebagian besar fokus pada pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Oktober,” ujarnya.
Dari domestik, Ibrahim mencermati penguatan mata uang Garuda dipicu oleh BI yang mencatat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tetap terjaga.
Untuk Senin (6/10/2025), Ibrahim memandang, rupiah masih akan ditopang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed di bulan Oktober yang meningkat.
“Maka, untuk perdagangan Senin, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.520 – Rp 16.560 per dolar AS,” pungkasnya.












