ETF Bitcoin Spot Banjir Dana, Harga BTC Tembus Rekor Baru di Tengah Shutdown Pemerintah AS

Senin, 6 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga Bitcoin (BTC) menguat di tengah memanasnya situasi politik Amerika Serikat yang kini mengalami government shutdown

Harga Bitcoin (BTC) menguat di tengah memanasnya situasi politik Amerika Serikat yang kini mengalami government shutdown

Topikseru.comHarga Bitcoin kembali mencetak rekor tertinggi baru di tengah memanasnya situasi politik Amerika Serikat (AS) yang kini mengalami government shutdown. Analis Reku, Fahmi Almuttaqin, menyebut lonjakan harga BTC sangat dipengaruhi derasnya aliran dana masuk ke ETF Bitcoin spot selama beberapa hari terakhir.

Pada Minggu (5/10), Bitcoin sempat menembus level US$125.000, menjadi all-time high (ATH) terbaru di siklus bullish saat ini. Hingga kini, harga masih bergerak stabil di atas US$123.000, atau naik lebih dari 10% dalam sepekan.

Aliran Dana ke ETF Bitcoin Spot Capai US$2,28 Miliar

Menurut data Coinglass yang dikutip Fahmi, selama periode 1–3 Oktober 2025, total net inflows ke ETF Bitcoin spot tembus US$2,28 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Rata-ratanya lebih dari US$762 juta per hari dibukukan investor tradisional AS, hanya dalam tiga hari perdagangan terakhir,” jelas Fahmi, Senin (6/10).

Baca Juga  Harga Bitcoin (BTC) Menguat 0,26% dan Masih Bertahan di Level US$ 105.777

Shutdown Pemerintah AS Jadi Katalis Likuiditas

Reli Bitcoin terjadi bersamaan dengan kebuntuan politik di Washington yang menyebabkan pemerintahan federal lumpuh sejak 1 Oktober 2025.

“Dengan lembaga pemerintah dan rilis data ekonomi tertunda, sebagian investor melihat ini sebagai impuls likuiditas positif yang dapat mendorong The Fed melonggarkan kebijakan moneternya di sisa tahun ini,” ujar Fahmi.

Indeks saham utama AS juga ikut terdongkrak. S&P 500 naik 1,1%, sementara Nasdaq menguat 1,3% dalam sepekan terakhir.

Investor kini menganut sentimen “no data, no problem” dengan ekspektasi suku bunga bisa turun lebih cepat jika tekanan ekonomi menyusut.

Risiko Mispricing Mengintai

Meski pasar sedang optimistis, Fahmi mengingatkan potensi koreksi jika data ekonomi yang tertunda menunjukkan pelemahan signifikan.

“Kalau laporan tenaga kerja melemah atau inflasi melonjak, aksi profit taking bisa meningkat, terutama di saham teknologi yang sudah reli panjang,” ujarnya.

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rupiah Spot Melemah 0,07% Bersandar di Level Rp16.599 Per Dolar AS Pagi Ini
IHSG Diprediksi Menguat, Pasar Optimistis BI Pangkas Suku Bunga dan The Fed Longgar
Harga Emas Antam Ambles Rp177.000 Dibanderol Rp2.310.000 Per Gram di Perdagangan Rabu (22/10/2025)
Harga Bitcoin (BTC) Terjatuh 1,78% Bertengger di Level US$108.449 Atau Setara Rp1,8 Miliar Per Koin
Analis Pasar: IHSG Bakal Bergerak Menguat dan Menguji Level Resistance Selanjutnya pada 8.270
Analis Pasar: Rupiah Spot akan Bergerak Fluktuatif di Kisaran Rp16.500–Rp16.650 Per Dolar AS
Harga Kripto Berada di Zona Hijau di Perdagangan Selasa (21/10/2025): Bitcoin (BTC) Naik 1,36 Persen dan Ethereum (ETH) Turun 1,04 Persen 
IHSG Masih Mempertahankan Penguatan 87,95 Poin Berdiri di Level 8.176,928 Siang Ini

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 10:48

Rupiah Spot Melemah 0,07% Bersandar di Level Rp16.599 Per Dolar AS Pagi Ini

Rabu, 22 Oktober 2025 - 10:09

IHSG Diprediksi Menguat, Pasar Optimistis BI Pangkas Suku Bunga dan The Fed Longgar

Rabu, 22 Oktober 2025 - 09:10

Harga Emas Antam Ambles Rp177.000 Dibanderol Rp2.310.000 Per Gram di Perdagangan Rabu (22/10/2025)

Rabu, 22 Oktober 2025 - 06:10

Analis Pasar: IHSG Bakal Bergerak Menguat dan Menguji Level Resistance Selanjutnya pada 8.270

Rabu, 22 Oktober 2025 - 06:00

Analis Pasar: Rupiah Spot akan Bergerak Fluktuatif di Kisaran Rp16.500–Rp16.650 Per Dolar AS

Berita Terbaru