Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai penguatan rupiah kali ini kemungkinan besar dipicu oleh intervensi Bank Indonesia di pasar valuta asing.
Ia menyoroti data terbaru yang menunjukkan cadangan devisa Indonesia turun menjadi US$148 miliar, yang menandakan adanya aktivitas intervensi guna menstabilkan nilai tukar.
“Rupiah berbalik menguat karena intervensi BI, sementara dolar indeks global masih melanjutkan penguatannya,” ujar Lukman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski demikian, Lukman memperkirakan rupiah masih akan menghadapi tekanan pada perdagangan Rabu (8/10/2025).
Hal ini seiring dengan menurunnya prospek pemangkasan suku bunga The Fed setelah munculnya pernyataan bernada hawkish dari sejumlah pejabat bank sentral AS.
Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 16.500–Rp 16.650 per dolar AS.
Sementara itu, pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menambahkan, pergerakan rupiah turut dipengaruhi oleh shutdown pemerintahan AS yang telah memasuki hari keenam.
Kegagalan negosiasi antara Kongres dan Gedung Putih akhir pekan lalu membuat sebagian besar instansi federal berhenti beroperasi.
“Senat gagal mengumpulkan 60 suara yang dibutuhkan untuk meloloskan langkah pendanaan jangka pendek,” ungkap Ibrahim.
Dari sisi geopolitik, pasar juga mencermati perkembangan di Jepang setelah Sanae Takaichi terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal, membuka jalan baginya untuk menjadi Perdana Menteri Jepang berikutnya.
Takaichi dikenal sebagai pendukung kebijakan belanja fiskal agresif dan kritikus terhadap langkah Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga, yang ia sebut sebagai kebijakan “bodoh”.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan cadangan devisa pada akhir September 2025 mencapai US$ 148,7 miliar, turun dari US$ 150,7 miliar pada Agustus.
Penurunan sebesar US$ 2 miliar itu, menurut BI, disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar di tengah ketidakpastian global.
Ibrahim memperkirakan rupiah pada perdagangan Rabu (8/10) akan bergerak fluktuatif namun cenderung melemah di kisaran Rp 16.560–Rp 16.600 per dolar AS.
Halaman : 1 2