Topikseru.com – Pada perdagangan Kamis (16/10/2025) pagi rupiah spot menguat tipis berada di level Rp 16.570 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,03% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.576 per dolar AS.
Di Asia, mayoritas mata uang menguat terhadap dolar AS pagi ini, Baht Thailand mencatat penguatan terbesar yakni 0,38%, disusul won Korea yang menguat 0,35%.
Yen Jepang naik 0,27%, dolar Singapura naik 0,24%, ringgit Malaysia naik 0,18%, yuan China naik 0,08%, rupiah naik 0,03% dan dolar Hong Kong naik 0,02%.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sedangkan pesso Filipina dan dolar Taiwan melemah terhadap dolar AS dengan pelemahan masing-masing 0,04% dan 0,14%.
Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 98,45, turun dari sehari sebelumnya yang ada di 98,79.
Analis Pasar: Rupiah Spot akan Bergerak Fluktuatif Namun Cenderung Menguat Terbatas
Pada perdagangan Rabu (15/10/2025) rupiah spot menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah terjadi seiring melemahnya indeks dolar AS akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) yang semakin menguat.
Mengutip Bloomberg, Rabu (15/10/2025), rupiah pasar spot ditutup di level Rp 16.576 per dolar AS, menguat 0,16% dibandingkan posisi penutupan Selasa (14/10/2025).
Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah berada di Rp 16.577 per dolar AS, tidak berubah dari posisi penutupan sebelumnya pada Selasa (14/10/2025).
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi dari PT Laba Forexindo Berjangka mengatakan, penguatan rupiah didorong pernyataan dovish Ketua The Fed Jerome Powell.
Powell menekankan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai melemah dan keputusan suku bunga akan ditentukan “pertemuan demi pertemuan”.
Pernyataan Powell ini memperkuat harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember.
“Ekspektasi ini membuat imbal hasil obligasi AS turun, sehingga dolar melemah dan memberikan ruang penguatan bagi rupiah,” jelas Ibrahim dalam risetnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya