“Spekulasi penurunan suku bunga diperkuat data inflasi konsumen yang lemah dari minggu lalu, menunjukkan inflasi sedikit menurun pada bulan September,” kata Ibrahim dalam keterangannya.
Untuk Rabu (29/10), ia mencermati, pergerakan mata uang Garuda masih akan dipengaruhi oleh ekspektasi kesepakatan dagang antara AS dan Tiongkok, dengan Presiden Donald Trump dan Xi Jinping yang akan bertemu pada hari Kamis di Korea Selatan.
Selain itu, ke depan, rupiah juga berpotensi digerakkan oleh ketidakpastian yang lebih luas atas ekonomi AS.
Terutama, seiring pasar tenaga kerja yang mendingin dan penutupan pemerintah yang berlangsung.
Oleh karena itu, untuk Rabu (29/10), Ibrahim memprediksi rupiah dapat ditutup melemah di rentang Rp 16.600-Rp 16.630 per dolar AS.












