Scroll untuk baca artikel
Olahraga

Final Liga Champions 2025: Menilik Kekuatan dan Kelemahan PSG vs Inter Milan

×

Final Liga Champions 2025: Menilik Kekuatan dan Kelemahan PSG vs Inter Milan

Sebarkan artikel ini
PSG
Pertandingan Final Liga Champions Eropa 2025 menjadi pembuktian bagi PSG dan Inter Milan sebagai klub terbaik Eropa. Foto: Shutterstock

Topikseru.com – Final Liga Champions Eropa 2025 mempertemukan dua kekuatan elite sepak bola Eropa, Paris Saint-Germain (PSG) dari Prancis dan Inter Milan dari Italia. Pertarungan bergengsi yang akan digelar di Allianz Arena, München, pada Minggu, 1 Juni 2025 dini hari WIB, diprediksi berlangsung panas dan sarat taktik.

Dua tim ini datang dengan gaya bermain yang sangat berbeda.

PSG, yang dikenal dengan kekuatan menyerang dan individual brilliance, akan menghadapi Inter Milan yang lebih mengandalkan disiplin, transisi cepat, dan soliditas lini belakang.

Berikut analisis kekuatan dan kelemahan kedua tim:

PSG: Menyerang Cepat, Bergantung pada Kreativitas

Kekuatan:

Lini Serang Mematikan

PSG kembali ke final diperkuat oleh sejumlah pemain yang sudah terbiasa tampil di partai-partai besar. Sebut saja Ousmane Dembélé, Vitinha, dan Lee Kang-in, PSG memiliki kemampuan untuk menembus pertahanan lawan dengan kecepatan dan kreativitas tinggi.

Dominasi Bola dan Permainan Terbuka

Baca Juga  Inter Milan Jajal 5 Laga Krusial sebelum Menuju Final, Termasuk Jegal Favorit Juara Liga Champions 2025

Di bawah pelatih Luis Enrique, PSG memainkan gaya penguasaan bola progresif. Mereka memiliki rerata penguasaan bola tertinggi sepanjang Liga Champions musim ini, yakni 65 %, memperlihatkan kontrol penuh di lini tengah dengan bantuan gelandang pekerja keras seperti Warren Zaïre-Emery.

Kedalaman Skuad

PSG tidak hanya mengandalkan starting XI. Pemain-pemain seperti Gonçalo Ramos dan Bradley Barcola kerap menjadi supersub yang efektif dari bangku cadangan.

Kelemahan:

Lini Belakang Rentan Saat Transisi

PSG masih rentan saat kehilangan bola, terutama ketika bek sayap naik terlalu tinggi. Duet bek tengah Marquinhos–Skriniar kerap mendapat tekanan saat menghadapi counter-attack cepat.

Inter Milan: Taktik Ketat, Efektivitas Maksimal

Kekuatan:

Soliditas Pertahanan dan Struktur Formasi

Di bawah Simone Inzaghi, Inter Milan tampil dengan pertahanan tiga bek — Acerbi, Bastoni, dan Pavard — yang sangat terorganisir. Sistem 3-5-2 mereka terbukti sulit ditembus, hanya kebobolan 6 gol sepanjang Liga Champions musim ini.