“Kami tak mau pemain datang hanya karena manajernya. Datanglah karena klub ini, karena ide besarnya,” tegas Amorim.
Keputusan Sulit di Tur Pramusim
Sebagai bagian dari reformasi budaya, Ruben Amorim juga berani mengambil keputusan tak populer. Alejandro Garnacho, Jadon Sancho, Tyrell Malacia, dan Antony tidak dibawa ke tur pramusim.
Bukan karena masalah teknis semata, tapi karena keinginan mereka sendiri untuk mencari tantangan baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau mereka bertahan setelah bursa transfer, kami akan perlakukan mereka adil. Tapi sekarang fokus saya pada pemain yang mau bertahan,” ujar Amorim.
Keputusan ini sekaligus memberi pesan jelas bahwa Manchester United era Ruben Amorim tidak punya tempat untuk ego pribadi.
Visi Jangka Panjang: Mimpi Sir Alex Ferguson yang Baru?
Dengan absennya kompetisi Eropa musim ini, Ruben Amorim fokus membangun skuad ramping namun efisien. Ia ingin membuka ruang bagi pemain akademi United yang terkenal kaya talenta, seraya menekankan filosofi sepak bola yang kolektif.
Mimpi Amorim sederhana namun berani: membangkitkan kembali aura kejayaan Sir Alex Ferguson yang membangun dinasti Setan Merah selama 26 tahun.
Ruben Amorim bahkan menyebut dirinya siap menukangi klub selama dua dekade ke depan, jika diizinkan.
“Kami punya sejarah, fans fanatik, dan sumber daya besar. Tinggal budaya kuat yang perlu kami bangun kembali. Kalau itu terwujud, saya yakin Manchester United akan kembali ke tempat yang seharusnya,” kata Amorim.
Misi Kebangkitan di Tengah Keterpurukan
Musim baru segera dimulai. Di tangan Ruben Amorim, Manchester United bukan lagi klub yang bertumpu pada nostalgia masa lalu.
Dengan disiplin, kultur baru, dan dukungan manajemen, Setan Merah berusaha menantang dominasi rivalnya di Premier League – langkah demi langkah.
Jika berjalan sesuai rencana, Old Trafford mungkin akan punya cerita kepahlawanan baru, dengan Ruben Amorim di barisan terdepan.
Halaman : 1 2