Patrick Kluivert, legenda Belanda, akhirnya dipilih sebagai pelatih timnas Indonesia setelah memenuhi wawancara di Hari Natal, sebagai tanda komitmen menurut Erick.
Harapan membumbung tinggi. Tapi hasilnya? Jauh dari harapan.
Rekam Jejak Kontras: Shin vs Kluivert
Era Kluivert (2025)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
- Kalah 1-5 dari Australia (Shin sebelumnya imbang 0-0)
- Kalah 0-6 dari Jepang (Shin kalah 0-4)
- Kalah 2-3 dari Arab Saudi (Shin mampu seri 1-1 dan menang 2-0)
- Terakhir, kalah 0-1 dari Irak → mimpi Piala Dunia pupus
Era Shin Tae-yong (2019–2025)
- Mulai dari putaran pertama melawan Brunei, menang agregat 12-0
- Lolos ke putaran kedua: finis runner-up Grup F di bawah Irak
- Putaran ketiga: bersaing dengan Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, China → raih 6 poin
- Catatan prestasi: hasil imbang historis lawan tim besar, kemenangan bersejarah lawan Arab Saudi
Perbedaan ini membuat wajar bila publik kini merindukan Shin, meski tak ada jaminan ia bisa membawa Indonesia lolos.
Apa Selanjutnya untuk PSSI?
Kini PSSI berada di persimpangan jalan. Dua opsi terbuka:
- Memecat Patrick Kluivert
Tapi syaratnya jelas: pengganti harus punya rekam jejak lebih impresif dari Shin Tae-yong, dengan pengalaman melatih tim nasional di level tinggi.
- Mempertahankan Kluivert
Jika opsi ini dipilih, tolok ukur baru adalah Piala Asia 2027. Ekspektasi publik sudah terlalu tinggi, apalagi skuad kini diperkuat nama-nama naturalisasi seperti Emil Audero, Ole Romeny, Dean James, Joey Pelupessy, hingga Miliano Jonathans.
“Andai Shin Tidak Pergi…”
Pertanyaan paling populer kini: bagaimana jika Shin Tae-yong tidak diganti?
Aktor dan penggemar sepak bola Ibnu Jamil menyuarakan perasaan banyak fans:
“Memang enggak ada jaminan juga yang lama itu membawa kita ke Piala Dunia, tetapi mungkin kerelaan hati kita akan jauh lebih besar ketimbang yang saat ini.”
Kalimat itu menggambarkan luka kolektif para pendukung Garuda.
Halaman : 1 2