Kecemerlangan permainan Syakir di lapangan hijau mengantarkannya pada perhatian internasional, bahkan ia sempat mengikuti trial di Ventforet Kofu, klub asal Jepang, yang menunjukkan bahwa bakatnya diakui di luar negeri.
Pada tahun 2013 hingga 2014, Syakir mendapat kesempatan langka untuk memperkuat Timnas U-23 Indonesia di ajang Piala AFF U-23.
Di bawah asuhan Indra Sjafri, ia tampil sebanyak enam kali bersama tim tersebut, berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia di tingkat Asia Tenggara. Penampilan apiknya dalam ajang ini semakin mengukuhkan statusnya sebagai salah satu talenta muda terbaik di Indonesia pada masanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Syakir dan Aceh United: Peralihan Karier dan Pensiun
Pada tahun 2018, setelah meraih banyak prestasi di liga Indonesia, Syakir pindah ke Aceh United, yang menjadi klub terakhirnya sebelum akhirnya memutuskan untuk pensiun pada 2019.
Selama waktunya di Aceh United, meskipun ia tidak lagi berada di puncak karier, namun masih menjadi pemain yang cukup dihormati di level lokal.
Kecewa dengan Kesulitan Finansial: Dari Pemain Sepak Bola ke Tersangka Narkoba
Namun, meskipun Syakir memiliki karier sepak bola yang cukup cemerlang, kehidupan setelah pensiun tidak semulus yang dibayangkan banyak orang.
Tuntutan hidup dan kesulitan finansial yang ia hadapi tampaknya mempengaruhi keputusannya. Dengan dalih kesulitan ekonomi, Syakir terjerumus ke dunia peredaran narkoba.
Penyelidikan polisi mengungkap bahwa ia telah terlibat dalam distribusi narkoba selama dua tahun terakhir, sebuah langkah yang sangat mengejutkan mengingat karier cemerlang yang pernah ia jalani.
Syakir dijerat dengan Pasal 35 Jo Pasal 435 Ayat 2 UU No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan yang mengatur peredaran narkoba.
Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Kasus ini semakin menarik perhatian karena melibatkan seorang mantan atlet dengan banyak penggemar di Indonesia.
Nilai Pasar Syakir Sulaiman di Dunia Sepak Bola
Bersama dengan karier sepak bolanya yang menjanjikan, Syakir Sulaiman pernah mencapai nilai pasar tertinggi sekitar Rp434,54 juta pada 31 Mei 2017.
Peningkatan nilai pasar ini tercatat ketika ia pindah dari Bali United ke Aceh United. Namun, dengan kejadian ini, nilai pasar yang pernah melonjak tinggi kini menjadi kenangan pahit.
Kejatuhan Syakir Sulaiman dari seorang bintang sepak bola menjadi tersangka kasus narkoba adalah sebuah pelajaran berharga tentang pentingnya dukungan bagi atlet setelah mereka pensiun.
Syakir, yang dulu dianggap sebagai pemain yang penuh potensi, kini menjadi contoh tragis dari apa yang bisa terjadi jika seseorang tidak mendapatkan bantuan yang cukup setelah meninggalkan dunia yang ia kenal. (*)
Sumber: Transfermarkt
Penulis : Ari Tanjung
Editor : Ari Tanjung
Halaman : 1 2