Topikseru.com, MEDAN – Wartawan yang bertugas di Polda Sumatera Utara (Sumut) dikejutkan dengan sebuah pemandangan tak biasa saat Balai Wartawan, ruangan berukuran 7×8 yang menjadi fasilitas bagi insan pers, mulai dilakukan pengosongan. Beredar informasi bahwa ruangan tersebut beralih fungsi menjadi gerai waralaba yang akan dikelola oleh Bhayangkari.
Sebelumnya, Balai Wartawan yang menjadi tempat berkumpulnya wartawan dari berbagai media baik cetak maupun elektronik itu adalah warisan masa kepemimpinan Komjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak menjabat Kapolda Sumut.
Koordinator Wartawan Mitra Humas Polda Sumut, Jos Tambunan mengatakan di masa kepemimpinan RZ Panca Putra Simanjuntak memberikan perhatian serius kepada insan pers. Hal tersebut tidak hanya pada hubungan personal tetapi secara institusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jos menjelaskan saat kepemimpinan Komjen Pol RZ Panca, dari 8 butir Commander Wish, salah satu di antaranya menjadikan wartawan sebagai Mitra Strategis “Jadikan Wartawan sebagai Mitra Strategis menjaga Kamtibmas di Sumatera Utara”.
Namun, di masa kepemimpinan Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, Balai Wartawan itu di-alih fungsikan dan tinggal kenangan.
“Barang-barang di dalam balai mulai dipindahkan pada Kamis 17 April 2025, yang konon katanya pindah ke lantai 2 Prana Cafe yang lokasinya disamping gedung utama Polda Sumut,” kata Jos, Kamis (17/4).
Jurnalis Medan Pos ini menceritakan bagaimana ikhwal terbangunnya Balai Wartawan di Polda Sumut. Dia mengatakan semula RZ Panca hendak mendirikan Balai Wartawan di gedung tepat di samping Masjid polda Sumut.
Namun, ternyata Direktorat Intelkam membutuhkan gedung tersebut untuk tempat pelayanan SKCK. Akhirnya, oleh salah seorang PJU menyarankan agar Balai Wartawan dibuat di samping kantin Pujasera.
“Pak Panca prihatin melihat wartawan yang tidak ada tempat di Polda Sumut. Beliau sangat respek dengan wartawan. Selama bertugas sebagai Kapolres hingga direktur penyidikan KPK dan Kapolda Sulawesi Utara, beliau sangat dekat dengan wartawan hingga akhirnya menjadi Kapolda Sumut dan mendirikan Balai Wartawan,” ujar Jos Tambunan.
“Sebenarnya pak Panca waktu itu menginginkan balai wartawan itu dekat dengan gedung utama, bukan dibelakang apalagi diluar dari Mapolda Sumut. Tapi karena lokasinya tidak ada lagi sehingga jadilah dibangun Balai Wartawan,” tambahnya.
Jos yang telah puluhan tahun menjadi wartawan di Polda Sumut itu menilai penggusuran Balai Wartawan sebagai bentuk kurangnya harmonisasi pimpinan Polda Sumut dengan para awak media.
Dikhawatirkan lambat laun wartawan tidak diperbolehkan masuk ke balai di lantai 2 Prana Cafe karena melewati penjagaan pintu 3 keluar PJU.
Penulis : Muchlis
Halaman : 1 2 Selanjutnya