Delima Silalahi Diteror Usai Aksi Tolak TPL, Dikirimi Paket Bangkai Burung Berdarah

Jumat, 30 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivis lingkungan dan pejuang hak masyarakat adat, Delima Silalahi, menerima teror berupa paket misterius berisi bangkai burung dengan darah mengering. Foto: Dok. Pribadi

Aktivis lingkungan dan pejuang hak masyarakat adat, Delima Silalahi, menerima teror berupa paket misterius berisi bangkai burung dengan darah mengering. Foto: Dok. Pribadi

Topikseru.com, TAPUT – Aktivis lingkungan dan pejuang hak masyarakat adat, Delima Silalahi, menerima teror berupa paket misterius berisi bangkai burung dengan darah mengering. Paket tersebut diterima di kediamannya di Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara, pada Jumat (30/5) pagi.

Teror ini terjadi hanya tiga hari setelah Delima memimpin aksi demonstrasi menuntut penutupan operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) di kawasan Danau Toba.

“Awalnya kami kira itu paket biasa. Setelah dibuka, ternyata isinya bangkai burung dengan darah yang sudah mengering,” ujar Delima saat dikonfirmasi Jumat sore.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Paket tersebut pertama kali ditemukan oleh asisten rumah tangganya sekitar pukul 08.15 WIB, terbungkus plastik oranye dan dimasukkan ke dalam kardus.

Dugaan Intimidasi terhadap Aktivis Lingkungan

Delima menduga, paket berisi bangkai itu merupakan bentuk intimidasi terhadap dirinya serta jaringan masyarakat sipil yang menuntut penutupan PT TPL. Ia menyebut teror ini berkaitan erat dengan aksi demonstrasi yang digelar Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), bersama sejumlah organisasi lingkungan dan masyarakat adat, di Balige, pada Selasa, 27 Mei 2025.

“Kami menduga ini terkait dengan aktivitas dan tuntutan gerakan bersama. Ada pihak-pihak yang tidak senang dengan keberadaan kami,” ujar Delima, yang juga menjabat Direktur Eksekutif KSPPM dan merupakan penerima Goldman Environmental Prize 2023, penghargaan prestisius bagi pejuang lingkungan dunia.

Dalam aksi tersebut, massa menuntut penghentian operasi PT TPL yang dituding melakukan perusakan lingkungan dan perampasan tanah adat masyarakat di sekitar Danau Toba.

Penulis : Zei

Editor : Muchlis

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

81 Siswa SMPN 1 Laguboti Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis, Bobby Nasution Pastikan Semua Sudah Sehat
Diduga Sopir Mengantuk, Bus ALS Medan–Padang Tabrak Warung Warga di Labusel, 5 Luka-Luka
Kelompok Tani Hutan di Langkat Diintimidasi Diduga oleh Aparat TNI, WALHI Sumut Angkat Bicara!
Bus ALS Medan–Padang Tabrak Empat Warung dan Terbalik di Labuhan Batu Selatan, Sopir Kabur!
Kombat Ultimatum Garuda Indonesia & Avsec Kualanamu, Siap Kerahkan Ribuan Massa Jika Tak Minta Maaf
“Habis Asap Terbitlah Sawit”, Komunitas Nonblok Sikukeluang Sindir Perkebunan Sawit Lewat Instalasi Plastik di Medan
Nonblok Ekosistem Ubah Limbah Plastik Jadi Karya Seni: Gerakan “Operasi Asoy” Anak Muda Riau Melawan Sampah
Lurah Perintis dan Warga yang Dorong ke Parit Akhirnya Damai, Wali Kota Medan Angkat Bicara

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 11:04

81 Siswa SMPN 1 Laguboti Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis, Bobby Nasution Pastikan Semua Sudah Sehat

Selasa, 21 Oktober 2025 - 18:14

Diduga Sopir Mengantuk, Bus ALS Medan–Padang Tabrak Warung Warga di Labusel, 5 Luka-Luka

Selasa, 21 Oktober 2025 - 17:06

Kelompok Tani Hutan di Langkat Diintimidasi Diduga oleh Aparat TNI, WALHI Sumut Angkat Bicara!

Selasa, 21 Oktober 2025 - 16:16

Bus ALS Medan–Padang Tabrak Empat Warung dan Terbalik di Labuhan Batu Selatan, Sopir Kabur!

Senin, 20 Oktober 2025 - 16:32

Kombat Ultimatum Garuda Indonesia & Avsec Kualanamu, Siap Kerahkan Ribuan Massa Jika Tak Minta Maaf

Berita Terbaru