Mereka berharap Presiden bisa mengembalikan keempat pulau tersebut ke Aceh, sebagai bentuk penghormatan atas damainya Aceh pasca konflik panjang.
“Kami minta kepada Presiden agar tidak membiarkan ini menjadi bara baru. Aceh sudah damai, jangan diganggu. Jangan gerogoti tanah kami,” tambah Bachtiar.
Dia juga mengingatkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian agar tidak mengambil langkah-langkah yang bisa memicu kegaduhan sosial dan politik di Aceh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Keputusan ini justru bisa menyulut kemarahan masyarakat,” katanya.
Salah satu tokoh masyarakat Aceh, H. Ramli MS, turut menyuarakan kekhawatiran serupa. Ia meminta pemerintah pusat agar bertindak cepat dan bijak, demi mendinginkan suasana di Aceh.
“Kondisi masyarakat selama ini tenang. Tapi keputusan soal pulau ini bisa mengubah semuanya,” ujar Ramli.
Dia mengaku yakin pada kepemimpinan Presiden Prabowo untuk dapat menyelesaikan polemik ini tanpa membuka luka lama.
Harga Diri Aceh: Bukan Soal Pulau, Tapi Martabat
Bagi masyarakat Aceh, isu ini bukan hanya tentang batas wilayah, melainkan soal harga diri dan martabat. Aksi doa dan zikir menjadi simbol perlawanan tanpa kekerasan, tapi juga bentuk solidaritas sosial yang kuat.
Dalam sejarah panjang Aceh, tanah dan laut adalah bagian tak terpisahkan dari identitas.
Maka kehilangan empat pulau, betapapun kecilnya, dianggap sebagai bentuk pengikisan jati diri dan penghinaan terhadap kedaulatan Aceh.
Penulis : Muchlis
Sumber Berita : Antara
Halaman : 1 2