Ekosistem Batang Toru Terancam, Pemprov Sumut Berkomitmen Lindungi

Rabu, 25 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ekosistem Batang Toru, Sumatera Utara, menyimpan nilai biodiversitas yang tinggi, rumah bagi flora dan fauna yang kharismatik, termasuk Orangutan Tapanuli yang baru ditemukan pada tahun 2017. Foto: Walhi.or.id

Ekosistem Batang Toru, Sumatera Utara, menyimpan nilai biodiversitas yang tinggi, rumah bagi flora dan fauna yang kharismatik, termasuk Orangutan Tapanuli yang baru ditemukan pada tahun 2017. Foto: Walhi.or.id

Topikseru.com – Penyelamatan ekosistem Batang Toru yang kini berada dalam kondisi kritis akibat penurunan luas hutan tropis menjadi komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut).

Dalam dialog Kelompok Kerja (Pokja) Perlindungan Terpadu Ekosistem Batang Toru, Wakil Gubernur Sumut, Surya, menekankan bahwa pelestarian kawasan ini merupakan prioritas keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut.

“Ekosistem Batang Toru adalah karunia tak ternilai. Selain rumah bagi orangutan Tapanuli, hutan ini sumber kehidupan masyarakat lokal: air bersih, udara segar, pangan dan obat-obatan,” kata Surya dalam forum yang digelar di Medan, Selasa (24/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Batang Toru Hutan Strategis Sumatera Utara

Hutan tropis Batang Toru, yang terbentang di empat wilayah, yakni Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Kota Sibolga, mencakup luasan sekitar 168.658 hektare dan merupakan kawasan strategis provinsi sebagaimana ditetapkan dalam Perda Nomor 2 Tahun 2017, dengan total kawasan strategis mencapai 240.985 hektare.

Baca Juga  Golkar Soal Usulan Nama Nagita Slavina Dampingi Bobby Nasution: Asing Namanya!

Namun, ekosistem tersebut kini terancam serius akibat alih fungsi hutan, eksploitasi berlebihan, pembangunan tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungan, fragmentasi habitat satwa langka.

“Hutan ini dulu dijaga oleh aturan adat. Kini, tekanan industri dan alih fungsi lahan membuat habitat penting seperti orangutan Tapanuli, harimau Sumatera, hingga beruang madu berada di ambang krisis,” ujar Surya.

Pembentukan Pokja sebagai Langkah Konkret

Penulis : Muchlis

Sumber Berita : Antara

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Diduga Sopir Mengantuk, Bus ALS Medan–Padang Tabrak Warung Warga di Labusel, 5 Luka-Luka
Kelompok Tani Hutan di Langkat Diintimidasi Diduga oleh Aparat TNI, WALHI Sumut Angkat Bicara!
Bus ALS Medan–Padang Tabrak Empat Warung dan Terbalik di Labuhan Batu Selatan, Sopir Kabur!
Kombat Ultimatum Garuda Indonesia & Avsec Kualanamu, Siap Kerahkan Ribuan Massa Jika Tak Minta Maaf
“Habis Asap Terbitlah Sawit”, Komunitas Nonblok Sikukeluang Sindir Perkebunan Sawit Lewat Instalasi Plastik di Medan
Nonblok Ekosistem Ubah Limbah Plastik Jadi Karya Seni: Gerakan “Operasi Asoy” Anak Muda Riau Melawan Sampah
Lurah Perintis dan Warga yang Dorong ke Parit Akhirnya Damai, Wali Kota Medan Angkat Bicara
Geger! Puluhan Siswa di Toba Keracunan Program MBG, BGN Segel SPPG Pardomuan Nauli

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 18:14

Diduga Sopir Mengantuk, Bus ALS Medan–Padang Tabrak Warung Warga di Labusel, 5 Luka-Luka

Selasa, 21 Oktober 2025 - 17:06

Kelompok Tani Hutan di Langkat Diintimidasi Diduga oleh Aparat TNI, WALHI Sumut Angkat Bicara!

Selasa, 21 Oktober 2025 - 16:16

Bus ALS Medan–Padang Tabrak Empat Warung dan Terbalik di Labuhan Batu Selatan, Sopir Kabur!

Senin, 20 Oktober 2025 - 16:32

Kombat Ultimatum Garuda Indonesia & Avsec Kualanamu, Siap Kerahkan Ribuan Massa Jika Tak Minta Maaf

Minggu, 19 Oktober 2025 - 19:57

“Habis Asap Terbitlah Sawit”, Komunitas Nonblok Sikukeluang Sindir Perkebunan Sawit Lewat Instalasi Plastik di Medan

Berita Terbaru