Topikseru.com – Nama PT Dalihan Natolu Group (PT DNG) tiba-tiba menjadi sorotan nasional setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyegelan terhadap kantor pusat mereka di Jalan Teratai, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, Jumat, (27/6/2025). Jejak Sejarah PT Dalihan Natolu Group Sejarah PT Dalihan Natolu Group penuh proyek jumbo
PT Dalihan Natolu Group telah menjadi nama besar dalam pembangunan infrastruktur Sumatera Utara selama lebih dari dua dekade. Penyegelan dilakukan secara mendadak.
Ketika wartawan datang ke lokasi, kantor PT DNG yang biasanya ramai terlihat sunyi. Perusahaan ini memiliki reputasi yang cukup baik di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penyegelan tersebut berkaitan dengan dugaan keterlibatan perusahaan dalam kasus dugaan korupsi proyek konstruksi yang didanai oleh anggaran provinsi.
Terpampang stiker merah-putih bertuliskan “Dalam Pengawasan KPK” di pintu masuk. Warga sekitar pun merasa terkejut karena pagi harinya, aktivitas masih berjalan seperti biasa.
Dalam hitungan jam, kabar ini menyebar luas melalui media sosial dan grup-grup berita lokal. Masyarakat langsung berspekulasi bahwa penyegelan ini terkait dengan proyek-proyek bernilai besar yang selama ini ditangani perusahaan.
Sampai artikel ini ditulis, KPK belum memberikan informasi resmi terkait tersangka maupun proyek spesifik yang sedang diperiksa.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengatakan OTT KPK di Sumut digelar pada Kamis (26/6) malam kemarin.
“Benar, tim penyidik KPK melakukan kegiatan penegakan hukum melalui operasi tangkap tangan (OTT) di wilayah Sumatera Utara,” kata Budi Prasetyo, kepada Topikseru.com, Jumat (27/6) malam.
Namun, langkah penyegelan ini jelas menandai titik balik penting dalam sejarah PT Dalihan Natolu Group, yang selama ini dikenal sebagai perusahaan konstruksi besar dan bonafide di Sumatera Utara.
Jejak Sejarah PT Dalihan Natolu Group
Asal Usul dan Lokasi Operasional
PT Dalihan Natolu Group merupakan perusahaan konstruksi swasta yang berbasis di Desa Benteng Huraba, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Berdiri sejak awal tahun 2000-an, PT DNG berkembang pesat dari perusahaan berskala lokal menjadi kontraktor besar yang sering memenangkan tender proyek infrastruktur, baik dari APBN, APBD provinsi, maupun DAK kabupaten/kota.
Nama “Dalihan Natolu” sendiri diambil dari filosofi adat Batak Toba, yang berarti “tungku berkaki tiga”, simbol keharmonisan sosial yang saling menopang. Nama ini mencerminkan komitmen perusahaan terhadap etika kerja, gotong royong, dan integritas sosial, meskipun kini prinsip tersebut sedang diuji oleh realitas hukum.
Kepemimpinan dan Legalitas
Berdasarkan pencarian di Google PT DNG, dipimpin oleh Muhammad Akhirun Piliang, sosok pengusaha muda yang dikenal luas di Tabagsel, PT DNG tumbuh dengan fondasi manajerial yang kuat. Perusahaan ini telah mengantongi berbagai sertifikasi internasional yang menandakan kualitas dan kepatuhan terhadap standar global, antara lain:
-
ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu): Menjamin kualitas hasil kerja dan kepuasan klien.
-
ISO 14001 (Sistem Manajemen Lingkungan): Komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan.
-
ISO 45001 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja): Perlindungan terhadap pekerja dan operasional yang aman.
-
ISO 37001 (Sistem Anti-Penyuapan): Pencegahan praktik suap di seluruh lini usaha.
Selain itu, PT DNG tercatat aktif di asosiasi konstruksi nasional seperti GAPENSI (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia) dan GAPEKNAS (Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional).
Proyek-Proyek Strategis Bernilai Miliaran Rupiah
Sebagai kontraktor utama dalam banyak proyek besar, PT Dalihan Natolu Group telah menorehkan prestasi dalam berbagai infrastruktur strategis yang menopang konektivitas dan ekonomi regional.
1. Rekonstruksi Jalan Taput–Sipirok (2015)
-
Nilai proyek: Rp18,88 miliar
-
Pendanaan: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
-
Proyek ini vital sebagai penghubung antara Kabupaten Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan. Jalan ini memperlancar distribusi hasil pertanian dan mobilitas masyarakat pedesaan ke pusat kota.
2. Preservasi Jalan Taput–Padangsidimpuan (2019)
-
Nilai proyek: Rp60,58 miliar
-
Pendanaan: Direktorat Jenderal Bina Marga
-
Salah satu proyek terbesar yang ditangani PT DNG. Jalan ini merupakan urat nadi transportasi logistik regional, menghubungkan kota-kota strategis di wilayah barat Sumatera Utara.
3. Preservasi Jalan Kota Pinang–Aek Godang (2019)
-
Nilai proyek: Rp44,48 miliar
-
Pendanaan: Ditjen Bina Marga
-
Jalan ini memperkuat akses ke Bandara Aek Godang, salah satu titik distribusi logistik udara di wilayah selatan Sumut.
4. Jalan Simpang Pagur–Banjar Lancat (2024)
-
Nilai proyek: Rp12,56 miliar
-
Pendanaan: Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Mandailing Natal
-
Proyek ini membuka akses ke desa-desa terisolasi, mendorong pembangunan ekonomi lokal dan menurunkan angka kemiskinan di pedalaman.
5. Kontribusi Sosial & CSR
PT DNG juga dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan pengembangan masyarakat. Di antaranya adalah:
Penulis : Ari Tanjung
Halaman : 1 2 Selanjutnya