Dari Kurir JNT Jadi Korban: Dimas Kehilangan Kaki, Pekerjaan, dan Keadilan

Kamis, 3 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dimas Tri Setyo (37), kurir JNT Pancurbatu, yang dipecat sepihak saat memperlihatkan kaki palsunya akibat kecelakaan. Foto: Dok.Pribadi

Dimas Tri Setyo (37), kurir JNT Pancurbatu, yang dipecat sepihak saat memperlihatkan kaki palsunya akibat kecelakaan. Foto: Dok.Pribadi

“Padahal gaji saya tetap dipotong. Tapi status saya ternyata tidak aktif. BPJS bilang itu tanggung jawab perusahaan,” katanya.

Kerja dengan Kaki Palsu, Lalu Dipecat Sepihak

Setelah sembuh, Dimas diberi pekerjaan ringan sekadar absen. Lalu perlahan dipindahkan ke gudang, mengangkat dan menyusun barang, meski dengan keterbatasan fisik.

“Saya kerjakan semua. Tapi tiba-tiba saya dituduh menggelapkan paket dan langsung dipecat pada Juni 2025, tanpa surat peringatan, tanpa pesangon,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tak berhenti di situ, hingga hari ini, ijazah sekolah dan BPKB motor milik Dimas masih ditahan perusahaan, sebagai jaminan sejak ia mulai bekerja.

Baca Juga  Kebakaran di Medan, Satu Unit Rumah Rata dengan Tanah, Korban: Kami Tinggal Dimana?

Kasus Dimas menjadi pengingat keras atas lemahnya pengawasan pemerintah terhadap hak-hak dasar pekerja sektor logistik, terutama mereka yang bekerja di bawah jaringan vendor atau sistem outsourcing.

Tanpa jaminan BPJS Ketenagakerjaan, tanpa kontrak kerja yang layak, dan tanpa perlindungan hukum saat mengalami kecelakaan kerja, buruh seperti Dimas jadi korban ganda: luka fisik dan ketidakadilan sistemik.

“Kalau ada santunan, saya bisa buka usaha kecil. Tapi sekarang siapa yang mau terima saya kerja?” tanyanya lirih.

Penulis : Muchlis

Editor : Damai Mendrofa

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Diduga Sopir Mengantuk, Bus ALS Medan–Padang Tabrak Warung Warga di Labusel, 5 Luka-Luka
Kelompok Tani Hutan di Langkat Diintimidasi Diduga oleh Aparat TNI, WALHI Sumut Angkat Bicara!
Bus ALS Medan–Padang Tabrak Empat Warung dan Terbalik di Labuhan Batu Selatan, Sopir Kabur!
Kombat Ultimatum Garuda Indonesia & Avsec Kualanamu, Siap Kerahkan Ribuan Massa Jika Tak Minta Maaf
“Habis Asap Terbitlah Sawit”, Komunitas Nonblok Sikukeluang Sindir Perkebunan Sawit Lewat Instalasi Plastik di Medan
Nonblok Ekosistem Ubah Limbah Plastik Jadi Karya Seni: Gerakan “Operasi Asoy” Anak Muda Riau Melawan Sampah
Lurah Perintis dan Warga yang Dorong ke Parit Akhirnya Damai, Wali Kota Medan Angkat Bicara
Geger! Puluhan Siswa di Toba Keracunan Program MBG, BGN Segel SPPG Pardomuan Nauli

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 18:14

Diduga Sopir Mengantuk, Bus ALS Medan–Padang Tabrak Warung Warga di Labusel, 5 Luka-Luka

Selasa, 21 Oktober 2025 - 17:06

Kelompok Tani Hutan di Langkat Diintimidasi Diduga oleh Aparat TNI, WALHI Sumut Angkat Bicara!

Selasa, 21 Oktober 2025 - 16:16

Bus ALS Medan–Padang Tabrak Empat Warung dan Terbalik di Labuhan Batu Selatan, Sopir Kabur!

Senin, 20 Oktober 2025 - 16:32

Kombat Ultimatum Garuda Indonesia & Avsec Kualanamu, Siap Kerahkan Ribuan Massa Jika Tak Minta Maaf

Minggu, 19 Oktober 2025 - 19:57

“Habis Asap Terbitlah Sawit”, Komunitas Nonblok Sikukeluang Sindir Perkebunan Sawit Lewat Instalasi Plastik di Medan

Berita Terbaru