“Istri saya juga terluka di bagian belakang kepala. Kalau abangnya Fahri, Fathir, patah tangan,” ujar Faris dengan suara bergetar.
Jenazah Dibawa ke Medan
Pada Senin pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, jenazah Fahri diberangkatkan dari RSU Pariaman menuju Medan menggunakan ambulans. Keluarga memperkirakan jenazah tiba di rumah duka pada Selasa pagi.
Fahri dikenal sebagai atlet karate berbakat. Selama empat tahun terakhir, ia aktif dalam karate Shindoka Sumut, dan telah mengikuti lima kejuaraan, dengan torehan tiga gelar juara.
Sementara sang kakak, Fathir, juga sudah dua kali naik podium kejuaraan.
“Fahri bercita-cita jadi atlet nasional. Dia selalu bersemangat setiap kali ikut latihan maupun bertanding,” kenang Faris.
Harapan untuk Keselamatan Transportasi
Meski masih berduka, Faris berharap tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi pengemudi bus.
“Harapan saya ke depan, sopir bus bisa lebih hati-hati. Karena yang dibawa bukan barang, tapi nyawa manusia,” ujarnya.
Kecelakaan bus ALS di Tol Padang-Sicincin menjadi duka mendalam bagi keluarga korban dan menambah daftar panjang tragedi transportasi darat di Indonesia.
Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang menewaskan sejumlah penumpang tersebut.







