Miris! Siswi SMA di Gunungsitoli Dilarang Ujian karena Tunggak SPP, Program Sekolah Gratis Gubernur Sumut Dipertanyakan

Selasa, 7 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Khairatun Gea, siswi SMA Negeri 1 Gunungsitoli yang merupakan anak yatim, dilarang ikut ujian lantaran menunggak uang SPP. Foto: Topikseru.com/AMK.

Khairatun Gea, siswi SMA Negeri 1 Gunungsitoli yang merupakan anak yatim, dilarang ikut ujian lantaran menunggak uang SPP. Foto: Topikseru.com/AMK.

“Hati orang tua mana yang tidak sedih melihat anaknya tidak bisa ikut ujian hanya karena menunggak uang sekolah,” ujarnya terbata.

Pihak Sekolah: “Kami Tidak Pernah Larang Siswa Ujian”

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Gunungsitoli, Otenieli Halawa, mengaku belum mengetahui adanya larangan tersebut.

Menurutnya, sekolah berkomitmen tidak akan menahan siswa mengikuti ujian karena tunggakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami tetap komit apapun alasannya siswa harus ujian meski belum bayar uang sekolah. Kami akan panggil wali kelas untuk menindaklanjuti persoalan ini,” kata Otenieli.

Program Sekolah Gratis Rp 31 Miliar Gubernur Sumut Dipertanyakan

Kasus yang menimpa Khairatun menjadi tamparan keras bagi program unggulan “Sekolah Gratis” di Kepulauan Nias, program yang digadang-gadang sebagai ikon pemerintahan Gubernur Sumut Bobby Nasution.

Baca Juga  4 Anggota DPRD Medan Mangkir dari Panggilan Kejati Sumut dalam Kasus Dugaan Pemerasan Pengusaha

Dengan anggaran fantastis Rp 31 miliar, program ini digembar-gemborkan sebagai terobosan untuk meniadakan beban biaya pendidikan di daerah tertinggal.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya: masih ada siswa miskin yang terancam gagal ujian karena tunggakan SPP.

Di Nias, “sekolah gratis” ternyata belum sepenuhnya gratis. Di balik slogan pembangunan, masih ada anak-anak yang bekerja demi bisa belajar.

Antara Janji dan Realita: Sekolah Gratis yang Tak Menyentuh Akar Masalah

Kasus Khairatun menyingkap sisi gelap dari sistem pendidikan yang masih timpang.
Ketika kebijakan dibuat dari podium dan baliho, di lapangan masih ada guru yang menolak kemanusiaan hanya karena angka rupiah.

Jika kasus seperti ini terus berulang, program “Sekolah Gratis” berisiko kehilangan maknanya,
ibarat mengganang asap: terdengar muluk, tapi sulit diwujudkan.

Penulis : AMK

Editor : Muchlis

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

81 Siswa SMPN 1 Laguboti Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis, Bobby Nasution Pastikan Semua Sudah Sehat
Diduga Sopir Mengantuk, Bus ALS Medan–Padang Tabrak Warung Warga di Labusel, 5 Luka-Luka
Kelompok Tani Hutan di Langkat Diintimidasi Diduga oleh Aparat TNI, WALHI Sumut Angkat Bicara!
Bus ALS Medan–Padang Tabrak Empat Warung dan Terbalik di Labuhan Batu Selatan, Sopir Kabur!
Kombat Ultimatum Garuda Indonesia & Avsec Kualanamu, Siap Kerahkan Ribuan Massa Jika Tak Minta Maaf
“Habis Asap Terbitlah Sawit”, Komunitas Nonblok Sikukeluang Sindir Perkebunan Sawit Lewat Instalasi Plastik di Medan
Nonblok Ekosistem Ubah Limbah Plastik Jadi Karya Seni: Gerakan “Operasi Asoy” Anak Muda Riau Melawan Sampah
Lurah Perintis dan Warga yang Dorong ke Parit Akhirnya Damai, Wali Kota Medan Angkat Bicara

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 11:04

81 Siswa SMPN 1 Laguboti Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis, Bobby Nasution Pastikan Semua Sudah Sehat

Selasa, 21 Oktober 2025 - 18:14

Diduga Sopir Mengantuk, Bus ALS Medan–Padang Tabrak Warung Warga di Labusel, 5 Luka-Luka

Selasa, 21 Oktober 2025 - 17:06

Kelompok Tani Hutan di Langkat Diintimidasi Diduga oleh Aparat TNI, WALHI Sumut Angkat Bicara!

Selasa, 21 Oktober 2025 - 16:16

Bus ALS Medan–Padang Tabrak Empat Warung dan Terbalik di Labuhan Batu Selatan, Sopir Kabur!

Senin, 20 Oktober 2025 - 16:32

Kombat Ultimatum Garuda Indonesia & Avsec Kualanamu, Siap Kerahkan Ribuan Massa Jika Tak Minta Maaf

Berita Terbaru