Data BPBD Sumut mencatat, sepanjang 2024 terjadi 677 bencana alam di wilayah itu. Rinciannya meliputi:
- Kebakaran hutan dan lahan: 237 kejadian
- Banjir: 155 kejadian
- Cuaca ekstrem: 106 kejadian
“Antisipasi yang kita lakukan adalah memperkuat kesiapsiagaan di daerah rawan serta menyiagakan logistik dan personel di titik-titik strategis,” kata Tuahta.
Dorongan Gubernur Bobby Nasution: Daerah Harus Punya Dokumen R3P
Selain kesiapsiagaan, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menekankan pentingnya setiap daerah memiliki Dokumen Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dokumen ini menjadi dasar penting untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terdampak, menyusun strategi pemulihan, serta memperkuat ketahanan ekonomi pascabencana.
“Pak Gubernur mendorong kabupaten/kota segera menggunakan dana hibah rehabilitasi BNPB untuk memperbaiki fasilitas umum dan sosial yang rusak akibat bencana,” jelas Tuahta.
Empat Kabupaten di Sumut Terima Dana Rehabilitasi Rp 88 Miliar
Lebih lanjut, BPBD Sumut juga mencatat bahwa empat kabupaten, yakni Serdang Bedagai, Padang Lawas, Asahan, dan Nias Utara, telah menerima hibah rehabilitasi dan rekonstruksi dari BNPB RI sebesar Rp 88 miliar.
Dana tersebut digunakan untuk membangun kembali infrastruktur, memperkuat tanggul sungai, serta memperbaiki fasilitas publik dan sosial yang rusak akibat bencana sepanjang tahun ini.
Fokus BPBD Sumut: Siaga, Tangani, dan Pulihkan
Tuahta menegaskan, fokus BPBD Provinsi Sumut mencakup tiga pilar utama dalam penanggulangan bencana, yaitu:
- Kesiapsiagaan sebelum bencana,
- Penanganan saat bencana terjadi, dan
- Pemulihan pascabencana, termasuk penanggulangan dampak sosial ekonomi.
“Pemprov tidak hanya memberi bantuan logistik, tapi juga turun langsung membantu penanganan di lapangan bila bencana terjadi,” tutupnya.
Halaman : 1 2