Scroll untuk baca artikel
Daerah

80 Tahun Merdeka, Jenazah Masih Dipikul Warga: Jalan Rusak di Asahan Bikin Miris, Pemda Lempar Tanggung Jawab

×

80 Tahun Merdeka, Jenazah Masih Dipikul Warga: Jalan Rusak di Asahan Bikin Miris, Pemda Lempar Tanggung Jawab

Sebarkan artikel ini
jenazah dipikul Asahan
Warga bergotong royong memikul jenazah ke rumah duka lantaran akses jalan yang rusak parah di Kabupaten Asahan, Sumut. Foto: Tangkapan layar video

“Kami akan usulkan supaya diperbaiki jalannya. Karena itu wilayah pertanian, jadi akses memang penting,” katanya santai.

Namun jawaban itu tak banyak memberi harapan bagi warga. Mereka merasa terjebak dalam lingkaran koordinasi tanpa tindakan nyata.

Anggaran Triliunan, Tapi Jalan Masih Seperti Sawah

Padahal, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas PUPR tengah menjalankan Program PHTC 2025, sebuah proyek pembangunan infrastruktur senilai Rp 1,28 triliun, yang digadang-gadang sebagai bagian dari visi “Kolaborasi Sumut Berkah” ala Gubernur Bobby Nasution.

Program ini juga disebut sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pemerataan pembangunan hingga pelosok desa. Namun di lapangan, realitasnya jauh dari slogan.

Baca Juga  KA Kontra Minibus di Perlintasan Liar Asahan, KAI Sumut: Awak dan Penumpang Selamat

Desa Sei Sembilang masih menunggu giliran merdeka dari lumpur.

Jalan ke Surga, Tapi Harus Lewat Lumpur Dulu

Kisah Syamajid bukan sekadar tentang akses jalan, melainkan tentang martabat manusia di ujung republik.

Di tempat lain, proyek infrastruktur besar dengan nilai triliunan rupiah sedang dikebut, sementara di Asahan, untuk mengantarkan jenazah pun, warga harus memikul sendiri.

Sebuah ironi di negeri yang katanya sudah “berdaulat dan maju.”