Senada, peserta aksi lainnya, Anugerah Riza Nasution, menyoroti semakin meningkatnya intimidasi serta kekerasan fisik terhadap jurnalis dan aktivis di Indonesia.
“Tidak sedikit jurnalis menjadi korban kekerasan, bahkan ada yang meregang nyawa hanya karena pemberitaannya,” ungkapnya. Ia mengajak publik tetap vokal dan kritis di tengah tekanan semacam ini. “Hari ini Tempo, besok bisa siapa saja,” tegas Anugerah.
Pandangan serupa dilontarkan jurnalis lainnya, Hertison Sondang Pane. Dia menduga ada unsur kesengajaan dari pihak tergugat dalam merusak iklim kebebasan pers.
“Sulit dipercaya seorang pejabat setingkat menteri tidak memahami UU Pers. Ini menguatkan dugaan adanya keinginan membungkam media,” kritik Tison Pane.
Aksi berjalan damai dengan orasi bergantian dari berbagai elemen masyarakat sipil. Demonstrasi ditutup dengan seruan lantang para peserta: “Hidup korban! Jangan diam! Lawan!” sebagai simbol perlawanan terhadap segala bentuk intimidasi terhadap pers.












