Koordinator aksi, Rocky Pasaribu, mengatakan momentum Hari Pahlawan menjadi alasan dipilihnya tanggal unjuk rasa ini.
“Hari ini kita turun sebagai bentuk penghormatan kepada mereka yang memperjuangkan haknya. Ini adalah perjuangan untuk lingkungan, tanah, dan masa depan,” tegas Rocky.
Menurut kelompok aksi, keberadaan PT TPL selama hampir empat dekade kerap dihubungkan dengan konflik agraria, pencemaran, serta peningkatan pelanggaran HAM terhadap masyarakat adat.
Hingga berita ini diterbitkan, massa masih bertahan di depan Kantor Gubernur Sumut, dan situasi demonstrasi terpantau kondusif dengan pengawalan pihak kepolisian.












