Syahrial, warga Kuala Langkat, juga mengungkapkan bahwa warga kini kehabisan logistik dan kesulitan memperoleh bahan pangan, karena tidak ada aliran barang masuk sama sekali.
“Bahan pangan yang kami hasilkan tidak bisa keluar, kami juga tidak bisa membeli kebutuhan pokok,” ujar Syahrial.
Minim Perhatian Pemerintah
Warga mengaku hingga saat ini bantuan yang datang hanya berasal dari donasi masyarakat serta jaringan relawan, bukan dari pemerintah.
“Belum ada perhatian dari Pemerintah. Kami bertahan dari donasi teman-teman saja,” kata Syahrial.
Krisis Energi dan Air Bersih
Selain makanan, warga juga menghadapi krisis energi berupa kelangkaan gas LPG, bensin, dan solar. Kondisi semakin menyulitkan karena listrik padam sejak banjir menerjang.
Syamsir, warga Kuala Serapuh, mengungkapkan bahwa warga kini harus bertahan tanpa listrik selama sepekan.
“Sudah seminggu tanpa listrik, gas elpiji habis, bensin tidak ada, solar tidak ada, air bersih pun krisis,” ujarnya.
Harapan Warga: Pemerintah Segera Turun Tangan
Warga Kuala Langkat dan Kuala Serapuh berharap pemerintah daerah maupun provinsi segera membuka akses bantuan dan melakukan langkah darurat untuk memulihkan kondisi dua desa tersebut.












