Menurutnya, beberapa lokasi lain sempat mereka pertimbangkan, tetapi tidak memungkinkan karena rawan penjarahan.
“Di Tanjung Pura sebenarnya ada titik penyaluran. Tapi situasi di sana lagi kurang aman. Jadi warga sepakat jalur sungai ini yang paling ideal,” kata Syamsir.
Bantuan Mengalir dari Berbagai Organisasi Sipil
Selain WALHI Sumut, sejumlah organisasi masyarakat sipil lainnya juga turun tangan, seperti Yayasan Srikandi Lestari, LBH APIK, Green Justice Indonesia (GJI), serta Mapala Genetika Fakultas Pertanian UISU. Mereka menggabungkan donasi untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan warga.
Direktur Yayasan Srikandi Lestari, Mimi Surbakti, menegaskan seluruh donasi yang terkumpul mereka salurkan sepenuhnya kepada korban banjir di dua desa terisolasi tersebut.
“Semua donasi ini kami serahkan untuk warga Kuala Langkat dan Kuala Serapuh. Situasinya darurat, dan mereka tidak bisa menunggu lebih lama,” ujarnya.
Mimi juga menyoroti lambannya penanganan pemerintah dalam mendistribusikan bantuan ke wilayah yang sulit terjangkau.
“Sekarang ini, rakyat bantu rakyat. Sementara pemerintah masih belum mampu menjangkau lokasi-lokasi yang terisolasi,” tegasnya.












