“Rutinitas sederhana seperti jam makan, waktu tidur, dan aktivitas bermain sangat penting agar anak merasa dunianya kembali stabil,” jelasnya.
Nova menambahkan, proses trauma healing bukanlah kegiatan sekali selesai. Dibutuhkan pendampingan jangka panjang, kesabaran, dan empati agar anak benar-benar pulih secara psikologis.
Orang Tua Mulai Melihat Perubahan Positif pada Anak
Upaya ini mulai menunjukkan hasil. Salah satu orang tua, Nureni, mengaku lebih tenang setelah melihat perubahan pada anaknya yang sebelumnya mengalami gangguan tidur dan ketakutan setiap malam.
“Anakku sering menjerit saat tidur dan terbawa mimpi banjir. Sekarang ia mulai ceria lagi. Saya sangat lega,” tutur Nureni.
Pemulihan Psikososial Menjadi Bagian Penting Penanganan Bencana
Bencana alam di Tapanuli Selatan tidak hanya merusak infrastruktur dan rumah warga. Ketegangan emosional yang anak-anak alami menjadi tantangan yang tak kalah besar.
Langkah trauma healing yang dilakukan relawan di Batuhula menjadi salah satu bentuk penguatan psikososial yang dibutuhkan penyintas bencana.
“Pemulihan psikologis bukan proses instan, tetapi langkah penuh empati dapat membantu penyintas menemukan kembali kekuatan diri,” kata Nova.












