Topikseru.com – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November 2025 menjadi salah satu musibah terbesar yang terjadi di penghujung tahun.
Dampak kerusakan sangat luas, ribuan warga kehilangan tempat tinggal, dan puluhan ribu lainnya kini bertahan di sejumlah posko pengungsian dengan kondisi serba terbatas.
Di tengah derita panjang para penyintas, bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan.
Namun, dinamika di lapangan menunjukkan bahwa tidak semua kebutuhan dapat terpenuhi secara merata. Bahkan, sejumlah kejadian di pengungsian menjadi sorotan publik dan ramai diperbincangkan di media sosial.
Gelombang Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatera
Sejak bencana melanda, bantuan kemanusiaan dari pemerintah daerah, lembaga nasional, organisasi kepemudaan, hingga masyarakat umum terus disalurkan ke berbagai titik terdampak.
Bantuan logistik, makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, perlengkapan bayi, serta kebutuhan darurat lainnya menjadi prioritas utama.
Namun, besarnya jumlah warga yang terdampak membuat distribusi bantuan menghadapi tantangan besar.
Banyak wilayah terisolasi oleh longsor, jalanan terputus, hingga jaringan listrik yang padam, menyebabkan tim evakuasi dan relawan harus bekerja ekstra.
Di beberapa daerah, tenda besar yang dijadikan posko pengungsian mulai penuh sesak. Keterbatasan tempat membuat sebagian warga harus berbagi alas tidur dan bertahan dengan fasilitas seadanya.
Bantuan Sandang Disorot: Minimnya Pakaian Pria, Pakaian Wanita Mendominasi
Salah satu fenomena yang ramai diperbincangkan publik adalah keluhan warga terkait bantuan pakaian yang dinilai kurang sesuai kebutuhan.
Dalam sebuah video yang viral di Instagram, seorang pria dengan nada bercanda namun terlihat sungguh-sungguh mengadukan kondisi bantuan sandang kepada Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution.
“Pak Bobby, kami nggak kebagian baju laki-laki, Pak,” ujar pria tersebut, dikutip dari akun Instagram @xyz1237252024 pada Kamis, 11 Desember 2025.
Video tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar bantuan pakaian yang diterima pengungsi ternyata merupakan pakaian wanita. Bahkan, seorang kakek terlihat memakai gamis dengan ekspresi jenaka, membuat suasana posko pengungsian sejenak cair oleh tawa.
Keterangan dalam video berbunyi:
“Jadi hiburan di pengungsian karena donasi kebanyakan baju wanita, jadi mereka mencoba daster. Semua jadi terhibur dan tertawa,” tulis keterangan dalam video tersebut
Fenomena ini menunjukkan bahwa distribusi bantuan sandang belum sepenuhnya merata, terutama kebutuhan pakaian pria, pakaian anak-anak, dan pakaian dalam yang sangat dibutuhkan di lokasi pengungsian.
