Topikseru.com – Di tengah puing-puing bangunan sekolah yang hilang disapu banjir bandang, puluhan anak di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, tetap duduk mengerjakan ujian semester.
Tidak dengan seragam sekolah, tidak dengan meja dan bangku lengkap, tapi dengan keberanian yang mungkin tidak banyak dimiliki orang dewasa: keberanian untuk tidak menyerah.
Tiga desa, yakni Garoga, Huta Godang, dan Aek Ngadol, luluh-lantak diterjang banjir bandang pada 25 November 2025. Banyak anak kehilangan pakaian, buku, dan seluruh perlengkapan sekolah.
Namun pada Jumat (12/12/2025), mereka terlihat duduk di dalam ruang kelas darurat di SD Negeri 100711 Batu Hula, mengenakan baju seadanya. Ada yang memakai kaus lusuh, ada pula yang hanya membawa pensil pinjaman.
Guru mereka, Gina Ashari Delimunthe, masih tampak berkaca-kaca ketika menceritakan bagaimana para siswa berjalan dari posko pengungsian menuju lokasi ujian yang sudah berpindah.
“Anak-anak ini datang dari berbagai posko. Ada 78 siswa semuanya. Mereka kehilangan seragam, buku, semuanya. Tapi semangatnya… tidak hilang,” ujar Gina.
Ujian di Tengah Krisis
Ujian Semester Ganjil dijadwalkan berlangsung empat hari, mencakup delapan mata pelajaran. Bagi sekolah yang hancur diterjang banjir, pelaksanaan ujian ini bukan hanya soal administrasi pendidikan, tapi simbol bahwa masa depan anak-anak tidak boleh terhenti oleh bencana.
Guru-guru pun “menjemput bola”. Bila ada murid yang tidak bisa hadir karena kendala transportasi atau kondisi pengungsian, sekolah mengantarkan soal ujian langsung ke tempat tinggal sementara mereka.












