Seorang pengungsi, Tioji Harahap mengaku sudah dua minggu lebih berada di posko pengungsian dengan keterbatasan perlengkapan. Kondisi ini membuat dirinya tak tenang, bahkan sukar untuk tidur di malam hari.
“Tidur tidak tenang dan badan pegal-pegal. Saya berharap pemerintah membangunkan secepatnya rumah kami yang rusak dan tak bisa dihuni lagi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Tandihat Ranto Panjang Sipahutar, mengatakan jumlah warga yang mengungsi di posko pengungsian ada 673 jiwa atau 186 kepala keluarga. Sedangkan, untuk relokasi rencanaya di lahan PTPN seluas sembilan hektar.
“Ada 157 rumah yang terdampak dan tak layak lagi. Kalau pembangunan rumah belum dilakukan lantaran masih menunggu surat dari pihak terkait,” tungkasnya.






