Salah seorang warga bernama Dewi menuturkan bahwa sebelum ambruk pihak desa telah memasang peringatan di atas jembatan.
Namun, setiap kali pelang itu terpasang tak lama hilang dan kendaran roda tiga dan empat kembali melintas di atas jembatan.
“Dari situ lah langsung dia (jembatan) ambruk,” ucap Dewi dengan nada kecewa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ulah Tangan Manusia
Kusno mengatan penyebab utama ambruknya Jembatan Titi Runtuh adalah aksi pencurian besi dan baut oleh orang tak bertanggung jawab.
Dia mengatakan aksi ini terus terjadi sejak 2022. Perbuatan para pelaku ini telah terdeteksi dan pemerintah desa juga telah melakukan berbagai upaya.
Warga bahkan sempat memergoki aksi pencurian tersebut, tetapi para pelaku berhasil melarikan diri dengan melompat ke sungai.
“Kemarin kami sempat memergoki orang yang mengambil itu (baut). Pas kami cek malam itu, pelakunya langsung terjun ke sungai,” kata Kusno.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, ambruknya Jembatan Titi Runtuh sangat mengganggu aktivitas warga.
Akses vital yang menghubungkan tiga desa yaitu Bandar Setia, Laut Dendang, dan Sampali menjadi terputus, sehingga memaksa warga mencari jalur alternatif.
“Warga sekarang harus muter ke jalur alternatif yang berjarak lebih dari satu kilometer. Ini yang menjadi keluhan warga,” ujar Kusno.
Kusno, mewakili masyarakat berharap kepada pemangku kebijakan untuk segera memperbaiki jembatan yang menjadi akses penting tiga desa tersebut.
“Kami berharap ada tindak lanjut dari pemerintah atas kejadian ini. Kasihan masyarakat kan,” pungkasnya.(Zei/topikseru.com)
Halaman : 1 2