Scroll untuk baca artikel
Daerah

Front Marhaenis Indonesia: Tangkap Bobby Nasution, Tolak Politik Dinasti

×

Front Marhaenis Indonesia: Tangkap Bobby Nasution, Tolak Politik Dinasti

Sebarkan artikel ini
Demo Bobby Nasution
Aksi teatrikal dari Massa Front Marhaenis Indonesia saat melakukan unjukrasa di Kantor Walikota Medan, Senin (26/8). Foto: Satria Hadhi Ningtyas/topikseru.com

“Ketiga, seruan kepada masyarakat Indonesia, terkhususnya Sumatera Utara agar tidak bergabung dalam pembodohan oleh kaki tangannya Bobby Nasution,” ujar Badiah.

Badiah menjelaskan saat ini kondisi negara, terutama di Sumut dan Kota Medan sedang tidak baik-baik saja. Terutama, dengan situasi politik saat ini.

“Kondisi negara ini sedang tidak baik-baik saja. Tuntutan kami kesini, tangkap Bobby Nasution dalam dugaan kasus Blok Medan. Karena, namanya terseret dalam kasus mantan Gubernur Maluku Utara, nama Bobby disebut. Harus bertanggungjawab, itu salah satu tuntutan kami,” kata Badiah.

Badiah menegaskan ada ambisi politik dari Bobby Nasution, yang baru menjabat sebagai Wali Kota Medan lalu maju sebagai bakal calon Gubernur Sumut pada Pilkada Sumut 2024.

“Jangan paksakan kalau dia tidak mampu, untuk maju jadi Gubernur Sumut. Ya selesaikan dulu Kota Medan ini, jangan cawe-cawe kayak mertuanya, Jokowi. Rakyat tidak bodoh,” ujar Badiah.

Baca Juga  Pemilik Kos di Medan Area Tewas, Polisi Buru Terduga Pelaku yang Terekam CCTV
Soroti Blok Medan

Badiah mengatakan pihaknya menyoroti dugaan keterlibatan Bobby dalam kasus korupsi Mantan Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba (AGK).

Nama Wali Kota Medan itu terseret dalam sidang kasus dugaan suap izin tambang dengan terdakwa Abdul Gani Kasuba (AGK).

“Bobby sudah bertemu AGK, mantan Gubernur Maluku Utara itu, dan artinya AGK tidak bodoh, berarti benar dan faktanya dia ketemu soal Blok Medan itu,” kata Badiah.

Selain orasi, massa juga menggelar aksi teatrikal yang menampilkan kondisi masyarakat yang berdarah-darah.

Badiah mengungkapkan filosofi teatrikal tersebut adalah cerminan keadaan rakyat di Kota Medan saat ini.

“Makna teatrikal ini, sederhana tapi pasti yakni rakyat Medan, banyak menerima suguhan kemunafikan dan inilah gambarannya sekarang,” ujar Badiah.

Lantaran tuntutan massa tidak mendapat tanggapan dari Pemkot Medan, massa akhirnya membubarkan diri.

Editor: Muchlis