Sejumlah poin penting disertakan dalam surat edaran tersebut. Poin yang harus dipahami dan dicermati ketika gempa tersebut terjadi. Berikut poin tersebut:
- Selalu siaga dan waspada atas bencana yang dapat kapan saja terjadi. Karena sampai saat ini, tidak ada alat yang dapat memastikan kapan bencana akan terjadi;
- Jangan panik dan pastikan mendapat informasi tentang bencana yang terjadi dari sumber yang terpercaya seperti pemerintah setempat dan BMKG;
- Pahami mitigasi bencana saat gempa, antaralain:
- Lindungi diri dari reruntuhan bangunan dengan berlindung di bawah meja;
- Lindungi kepala dan segera keluar dari bangunan menuju lapangan terbuka. Hindari menggunakan lift dan escalator, gunakanlah tangga darurat jika berada di gedung bertingkat;
- Jauhi pohon, tiang listrik, bangunan tinggi dan jembatan;
- Waspada gempa susulan;
- Pelajari dan ketahui jalur evakuasi dan Assembly Point (Titik Kumpul) yang ada di lingkungan sekitar;
- Apabila ada pemberitahuan tentang terjadinya potensi Tsunami, agar segera menuju ke tempat yang lebih tinggi seperti Bukit Pemancar TVRI, Bukit Panomboman, Bukit Tangga Seratus, Bukit Pancuran Gerobak dan Bukit Aek Parombunan.
- Kepada Camat dan Lurah se Kota Sibolga agar dapat menyampaikan informasi ini kepada Kepala Lingkungan untuk disosialisasikan kepada seluruh masyarakat.
BMKG Rutin Sebarkan Informasi
Sebelumnya, beragam informasi terkait Megathrust memang cukup menyita perhatian publik. BMKG sendiri, secara rutin mengeluarkan informasi-informasi terkait hal tersebut. Teranyar, Surat Edaran BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Deli Serdang, bertandatangan Kepala Stasiun Agus Riyanto.
BMKG menyebutkan, kawasan Pantai Barat Sumatera Utara yang memang cukup aktif dengan gempa bumi. Sejumlah daerah di kawasan tersebut, yakni Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Tapanuli Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pantai Barat Sumatera Utara termasuk wilayah aktif gempa bumi, namun BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi terkait prediksi gempa bumi, karena belum ada teknologi yang dapat memprediksinya,” ujar Agus dalam edaran tersebut.
Editor: Muchlis
Halaman : 1 2