Tidak hanya itu, mereka turut mengolah sisa bunga ecobrick melalui teknik oshibana dan dilapisi resin, sehingga menghasilkan produk bernilai estetika tinggi.
Dalam hal harga, Nauli Ecoprint menawarkan rentang cukup beragam, mulai dari Rp25.000 hingga jutaan rupiah, tergantung bahan dan tingkat kesulitan pembuatan.
“Produk paling tinggi itu tas berbahan kulit domba,” tambah Arin.
Dia berharap gerakan kecil seperti ini mampu menumbuhkan kesadaran generasi muda terhadap konsumsi fesyen yang lebih bertanggung jawab.
“Kami ingin anak muda di Medan lebih peka terhadap lingkungan dan tidak lagi bergantung pada fast fashion yang sulit terurai,” tutupnya.
Keberadaan UMKM seperti Nauli Ecoprint dinilai menjadi bagian penting dalam ekosistem ekonomi kreatif sekaligus pendukung gaya hidup sustainable fashion yang kini semakin populer di pasar global.






