Dia menegaskan bahwa kerusakan ekosistem di Indonesia telah berlangsung puluhan tahun, sehingga proses pemulihannya memerlukan waktu panjang dan konsistensi kebijakan.
“Harus Teriak, Tapi Tidak Asal Teriak”
Dalam pernyataannya, Chanee menegaskan bahwa peran NGO bukan sekadar menyuarakan kritik keras, tetapi juga bekerja langsung bersama masyarakat di lapangan.
“Kadang kita harus teriak. Tapi tidak asal teriak. Ketika dibutuhkan, kita harus bisa memberikan solusi. Apalagi kepada pejabat yang punya kewenangan membuat kebijakan,” katanya.
Mengenal Sosok Chanee Kalaweit
- Lahir: Prancis, 2 Juli 1979
- Ibu: WNI keturunan Indonesia
- Datang ke Indonesia di usia 18 tahun, difasilitasi aktris Prancis Muriel Robin
- Mendirikan Yayasan Kalaweit pada 1998
Fokus utama Yayasan Kalaweit adalah menyelamatkan owa-owa dan satwa endemik Kalimantan serta Sumatra dari ancaman perdagangan ilegal dan kerusakan hutan.
Organisasi ini kini mengelola sejumlah kawasan konservasi:
1. Kalimantan Tengah
- The Dulan Reserve
- The Kalaweit Pararawen Nature Reserve
Total luas: 1.054 hektare
2. Kabupaten Solok, Sumatra Barat
- The Supayang Reserve
Luas: 400 hektare
Yayasan tersebut juga membangun cagar alam swasta, pusat rehabilitasi satwa, dan bekerja langsung dengan warga sekitar hutan untuk memperkuat budaya konservasi.








