“Diriwayatkan dari Aws bin Aws, Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya hari yang paling mulia bagi kalian adalah hari Jum’at. Pada hari itu Nabi Adam AS diciptakan, di hari itu ditiupkan ruh, dan pada hari itu dilaksanakan siksaan. Karena itu maka perbanyaklah membaca shalawat kepadaku. Sebab shalawat yang kamu baca pada hari itu akan didatangkan kepadaku. Lalu salah seorang sahabat bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana mungkin shalawat yang kami baca itu bisa dihadapkan kepadamu, padahal engkau telah hancur dimakan bumi? Rasulullah SAW menjawab: Sesungguhnya Allah ’Azza wa Jalla mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi-Nya,” (HR Ibnu Majah, 1075)
Adapun anjuran membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat atau hari Jumat yakni:
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُذْرِيّ قَالَ مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Diriwayatkan dari Abi Said Al-Khudri, ia berkata, Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jumat, maka Allah SWT akan menyinarinya dengan cahaya antara dia dan rumah yang penuh dengan keindahan,” (Sunan Ad-Darimi, 3273).
Amalan hari Jumat bukan sekadar ritual mingguan. Ia menjadi pengingat bagi umat Islam untuk menata hidup, memperbanyak amal, dan memperkuat tali silaturahmi. Nilai keberkahan Jumat menumbuhkan semangat kolektif untuk lebih dekat dengan Allah SWT.