Topikseru.com – Puasa Ayyamul Bidh diperkirakan akan jatuh pada tanggal 15, 16, dan 17 Agustus 2025 Masehi, yang bertepatan dengan tanggal 13, 14, dan 15 bulan Safar 1447 Hijriah. Ibadah sunnah ini menjadi salah satu amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW karena memiliki keutamaan besar, di antaranya pahala seperti berpuasa sepanjang tahun.
Meskipun Safar bukan termasuk bulan haram, namun menjalankan Puasa Ayyamul Bidh di bulan ini tetap menjadi kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di tengah aktivitas harian yang padat.
Pada bulan Agustus 2025, masyarakat Indonesia tidak hanya akan menjalani kehidupan sehari-hari sebagaimana biasanya berdasarkan penanggalan Masehi dan Kalender Jawa, tetapi juga tengah berada dalam momen spiritual yang penting dalam kalender Islam atau kalender Hijriah, yakni bulan Safar dan Rabiul Awal 1447 Hijriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam konteks budaya Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal, ketiga sistem kalender ini sering kali digunakan secara bersamaan.
Kalender Masehi digunakan sebagai acuan resmi nasional untuk kegiatan pemerintahan, pendidikan, dan sosial. Sementara Kalender Jawa masih dijadikan pedoman dalam penentuan hari baik, tradisi adat, serta acara spiritual tertentu seperti wetonan dan selamatan.
Di sisi lain, Kalender Hijriah tetap menjadi patokan utama dalam menentukan waktu-waktu ibadah dalam Islam, seperti shalat, zakat, dan tentunya puasa.
Nilai Spiritual Bulan Safar dan Rabiul Awal dalam Islam
Meskipun bulan Safar dan Rabiul Awal tidak tergolong sebagai bulan haram dalam Islam—seperti Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah—kedua bulan ini tetap menyimpan nilai spiritual yang mendalam.
Bulan Safar, sebagai bulan kedua dalam kalender Hijriah, kerap kali dianggap oleh sebagian masyarakat sebagai bulan yang membawa banyak ujian dan cobaan.
Namun, Islam tidak mengajarkan untuk percaya pada kesialan atau mitos takhayul yang melekat pada bulan ini.
Justru, Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak ada bulan yang mengandung sial, sehingga bulan Safar bisa dijadikan momentum untuk memperbanyak ibadah, berdoa, dan berserah diri kepada Allah SWT agar terhindar dari bala dan musibah.
Sementara itu, bulan Rabiul Awal, sebagai bulan ketiga dalam kalender Hijriah, memiliki kedudukan yang mulia dalam sejarah Islam karena di bulan inilah Nabi Muhammad SAW dilahirkan.
Momen ini sering diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia dalam bentuk Maulid Nabi, yakni perayaan kelahiran Rasulullah SAW yang diisi dengan pembacaan sholawat, kisah keteladanan Nabi, dan berbagai kegiatan keagamaan.
Agustus 2025 menjadi waktu yang sangat tepat bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah, terutama dengan menjalankan puasa sunnah. Di antara jenis-jenis puasa sunnah yang sangat dianjurkan selama bulan Safar dan Rabiul Awal adalah Puasa Senin-Kamis dan Puasa Ayyamul Bidh.
Kedua jenis puasa ini tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga terbukti secara ilmiah memberikan manfaat kesehatan seperti detoksifikasi tubuh, mengontrol berat badan, serta memperkuat daya tahan tubuh.
Dalam menjalani ibadah puasa sunnah, niat yang ikhlas dan persiapan mental maupun fisik menjadi kunci utama.
Niat tidak harus diucapkan dengan keras, namun cukup dalam hati dengan penuh keyakinan bahwa puasa yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT.
Makna Bulan Safar dan Rabiul Awal dalam Islam
Bulan Safar: Antara Mitos dan Realita Ibadah
Bulan Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriah. Dalam beberapa tradisi kuno Arab, bulan ini dianggap sebagai bulan sial.
Namun dalam Islam, tidak ada bulan yang dianggap membawa kesialan. Rasulullah SAW menolak keyakinan ini, dan justru mengajarkan umatnya untuk memanfaatkan waktu dalam setiap bulan untuk memperbanyak amal ibadah.
Selama bulan Safar, umat Islam dianjurkan untuk tetap meningkatkan ketakwaan, memperbanyak zikir, bersedekah, membaca Al-Qur’an, dan menjalankan puasa sunnah.
Rabiul Awal: Bulan Kelahiran Rasulullah SAW
Bulan ketiga dalam kalender Hijriah, yaitu Rabiul Awal, sangat istimewa karena di bulan inilah Rasulullah SAW dilahirkan. Momentum ini sering dimanfaatkan umat Islam untuk mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW, memperbanyak sholawat, serta mengadakan maulid nabi di berbagai daerah.
Namun, lebih dari sekadar perayaan, Rabiul Awal juga merupakan waktu yang sangat baik untuk meningkatkan amal ibadah, salah satunya adalah menjalankan puasa sunnah seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Jenis Puasa Sunnah yang Bisa Dilaksanakan Selama Agustus 2025
Selama bulan Agustus 2025, umat Islam memiliki peluang besar untuk menjalankan puasa sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Puasa ini tidak hanya memberikan pahala besar di akhirat, tetapi juga memiliki manfaat duniawi seperti menyehatkan tubuh dan melatih kesabaran.
Berikut ini adalah jenis-jenis puasa sunnah yang dapat dilaksanakan:
1. Puasa Ayyamul Bidh (Puasa Putih)
Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dilakukan setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah. Disebut “putih” karena dilakukan pada malam-malam saat bulan sedang purnama penuh.
Halaman : 1 2 Selanjutnya