Kita harus selalu mengecek fakta. Apakah informasi tersebut didukung data? Adakah referensi atau klarifikasi resmi?
Jangan kita hanya terprovokasi judul karena banyak konten daring menggunakan clickbait untuk menarik perhatian tanpa menyajikan substansi dengan berbagai motif di belakangnya.
Berbagai jenis informasi dalam bentuk tertulis, foto, ataupun video harus juga kita lihat konteksnya. Potongan video atau cuplikan berita bisa menyesatkan bila dilepas dari konteks aslinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa yang kita lihat belum tentu itu yang terjadi. Di era saat ini kebenaran bisa dikalahkan dengan kebohongan yang terus menerus dimasifkan.
Dengan berpikir jernih, kita juga bisa meminimalisasi potensi konflik sosial yang mungkin muncul akibat terbawa arus informasi dan perbedaan interpretasi terhadap suatu informasi. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Artinya, “Cukuplah seseorang dikatakan berdosa, jika ia membicarakan setiap apa yang didengarnya.” (HR Abu Hurairah)
Dalam kitab al-Muwâfaqât lisy Syâtibi Juz 5 halaman 167, Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Musa mengatakan:
لَيْسَ كُلُّ مَا يُعْلَمُ حَقٌّ يُطْلَبُ نَشْرُهُ وَإِنْ كَانَ مِنْ عِلْمِ الشَّرِيْعَةِ، بَلْ ذَلِكَ يَنْقَسِمُ، فَمِنْهُ مَا هُوَ مَطْلُوْبُ النَّشْرِ، وَهُوَ غَالِبُ عِلْمِ الشَّرِيْعَةِ، وَمِنْهُ مَا لَا يُطْلَبُ نَشْرُهُ بِإِطْلَاقٍ، أَوْ لَا يُطْلَبُ نَشْرُهُ بِالنِّسْبَةِ إِلَى حَالٍ أَوْ وَقْتٍ أَوْ شَخْصٍ
Artinya, “Tidak semua kebenaran yang diketahui dianjurkan untuk disebarkan, meskipun bagian dari ilmu syariat. Akan tetapi ilmu syariat terklasifikasi menjadi bebarapa bagian, di antaranya ada yang dianjurkan untuk disebar, yaitu kebanyakan ilmu syariat; ada juga ilmu yang tidak dianjurkan untuk disebar secara umum, atau tidak dianjurkan disebar dengan melihat pada keadaan, waktu, dan individu.”
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Teknologi adalah alat. Ia bersifat netral dan yang menentukan manfaat atau mudaratnya adalah cara manusia menggunakannya. Maka, penting untuk tidak kehilangan jati diri dalam interaksi digital.
Menjaga sopan santun, etika komunikasi, dan empati adalah bagian dari berpikir jernih dalam ruang digital. Di tengah hiruk-pikuk teknologi, kita juga perlu sesekali menyepi dari layar.
Melakukan digital detox bisa membantu kita menata ulang fokus, memperkuat hubungan nyata, serta memulihkan kejernihan batin dan pikiran.
Perkembangan teknologi dan banjir informasi adalah keniscayaan zaman. Kita tidak bisa menolaknya, tapi kita bisa memilih cara menyikapinya.
Dengan tetap tenang dan berpikir jernih, kita tidak hanya menjadi pengguna teknologi yang cerdas, tetapi juga manusia yang utuh yang bijak dalam berkata dan mengungkapkan isi hati kita, berhati-hati dalam bertindak, dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari hal-hal yang membawa keburukan bagi kita. Semoga kita menjadi orang-orang yang istiqomah dalam menyebarkan kebaikan demi kemaslahatan bersama. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
H Muhammad Faizin, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Halaman : 1 2