Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ḥujurat ayat 10:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” Imam al-Qurṭubi dalam Tafsir al-Jami’ li Aḥkamil Qur’an menjelaskan bahwa ukhuwah (persaudaraan) bukan hanya hubungan darah atau mazhab, tetapi ukhuwah karena iman, yang menuntut kita untuk saling menguatkan, bukan menjatuhkan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ukhuwah ini adalah pilar utama dalam membangun peradaban yang damai dan sejahtera. Perbedaan suku, agama, budaya, atau pilihan politik tidak boleh merusak nilai ukhuwah yang dijunjung tinggi oleh Islam.
Rasulullah Saw bersabda: اَلمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا Artinya: “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain seperti bangunan yang saling menguatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim) Imam Nawawi dalam Syarḥ Ṣaḥīḥ Muslim menjelaskan bahwa hadits ini menggambarkan keharusan adanya saling tolong-menolong dan kerja kolektif dalam kehidupan umat.
Seperti bangunan, jika satu bagian lemah, maka seluruh struktur bisa roboh. Maka saling menguatkan adalah bagian dari iman.
Di sinilah pentingnya kita menjaga kerukunan antarumat beragama, antarormas, antartokoh, bahkan antarlembaga. Jangan biarkan perbedaan pendapat berubah menjadi perpecahan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Syekh Abdurrahman Ba’alawi dalam Bughyah al-Mustarsyidin menyatakan: وَيَجِبُ اجْتِنَابُ كُلِّ مَا يُفْضِي إِلَى التَّنَازُعِ وَالْخِلَافِ Artinya: “Wajib menjauhi segala hal yang membawa pada pertengkaran dan perpecahan.”
Karena pertengkaran itu membuka pintu fitnah, merusak amal, dan mengundang kehancuran bangsa. KH Hasyim Asy’ari dalam Risalah Ahlus Sunnah wa al-Jama‘ah juga menekankan pentingnya ukhuwah diniyah dan wathaniyah, persaudaraan keagamaan dan kebangsaan, yang harus dijaga demi kekuatan umat.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Kita patut meneladani hubungan antara para ulama seperti KH Wahid Hasyim, KH Mas Mansur, KH Agus Salim, dan para tokoh nasionalis seperti Soekarno dan Hatta.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya