Artinya, “Tiada seorang muslim yang menanam pohon atau tumbuhan lalu dimakan oleh seseorang, hewan ternak, atau apapun itu, melainkan ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya,” (HR Muslim).
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah Lalu, bagaimana cara kita untuk memuliakan atau setidaknya berterimakasih kepada para petani yang telah banyak berjasa kepada kita.
Pertama, jika kita sebagai pemangku kebijakan, maka muliakanlah para petani tersebut dengan membuat kebijakan yang tidak menyengsarakan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Seringkali kita mendengar mulai dari masalah pupuk yang harganya mahal, langka, sulit didapat, kemudian harga hasil panen yang anjlok, akses permodalan yang terbatas, sulitnya penguasaan lahan, keterbatasan akses air/irigasi, serangan hama dan penyakit.
Inilah di antaranya berbagai persoalan yang mesti dipikirkan dan diselesaikan para pemangku kebijakan untuk membantu para petani. Berikutnya, siapapun dari kita, yang setiap hari kita pun menikmati jasa dari para petani.
Setidaknya, ketika kita hendak makan, hendaknya berdoa: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَناَ فِيْمَا رَزَقْتَنا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada rezeki yang telah Kau karuniakan untuk kami dan lindungilah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.”
Dengan mengucap doa tersebut, tentu tidak hanya ditujukan kepada diri sendiri, tapi juga kepada mereka yang menjadi lantaran rezeki kita, termasuk para petani yang menanam padi dan lain sebagainya.
Dengan berterima kasih kepada petani, sejatinya kita juga berterimakasih atau bersyukur kepada Allah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
Artinya, “Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia.” (HR. Abu Dawud)
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh
Allah Kemudian hal yang tidak kalah penting adalah dengan tidak menyia-nyiakan hasil dari jerih payah para petani.
Semisal dengan menyia-nyiakan atau membuang makanan. Perilaku ini juga bisa dikategorikan sebagai tabdzir (pemborosan).
Demikianlah, pentingnya untuk memperhatikan para petani, yang memiliki jasa yang besar bagi negeri ini.
Sudah sepantasnya bagi kita untuk tidak memandang remeh pekerjaan tersebut, sebab petani adalah profesi yang mulia.
Dan yang terpenting adalah menghargai mereka, setidaknya dengan tidak menyia-nyiakan ataupun membuang makanan, sebagai dampak dari perilaku boros atau berlebihan.
Sebagai penutup dalam kesempatan khutbah ini, marilah kita senantiasa berdoa agar Allah memberikan kita semua rahmat, keberkahan, dan keselamatan, khususnya kepada para petani dan orang-orang yang berjasa bagi negeri ini.
Serta menjauhkan kita dari segala penyakit dan musibah. Amin ya Rabbal Alamin.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ustadz Ajie Najmuddin, Pengurus MWCNU Banyudono Boyolali.
Halaman : 1 2