-
Untuk literasi, guru dapat memberikan bacaan berupa cerita pendek, artikel sains sederhana, atau teks informatif. Anak kemudian dilatih untuk menemukan ide pokok, menyimpulkan isi bacaan, hingga mengevaluasi argumen.
-
Untuk numerasi, siswa perlu dibiasakan mengerjakan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti menghitung perbandingan, memahami grafik, atau menyelesaikan permasalahan logika angka.
Latihan ini sebaiknya dilakukan secara rutin dan bertahap agar siswa terbiasa berpikir analitis serta tidak kaget dengan bentuk soal saat ujian berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
2. Membiasakan Siswa dengan Teknologi Komputer
Karena ANBK dilaksanakan menggunakan sistem berbasis komputer, siswa harus dibiasakan dengan perangkat teknologi sejak dini.
-
Guru dapat melatih siswa menggunakan mouse, keyboard, serta cara mengoperasikan komputer dasar.
-
Sekolah bisa memanfaatkan laboratorium komputer untuk memberikan waktu praktik secara berkala.
-
Siswa juga perlu diperkenalkan dengan navigasi aplikasi ujian, seperti cara memilih jawaban, mengisi kolom isian, atau memindahkan soal ke halaman berikutnya.
Dengan terbiasa menggunakan komputer, siswa akan lebih fokus pada soal ujian dan tidak terganggu oleh kendala teknis.
3. Simulasi ANBK di Sekolah
Simulasi atau gladi bersih sangat penting sebagai ajang latihan sekaligus persiapan teknis. Sekolah bisa mengadakan simulasi internal selain jadwal resmi dari pemerintah.
-
Simulasi membantu siswa mengenal format soal ANBK, mulai dari pilihan ganda kompleks, isian singkat, hingga uraian.
-
Guru dapat mengevaluasi hasil simulasi untuk mengetahui kelemahan siswa, baik dalam literasi, numerasi, maupun aspek teknis.
-
Simulasi juga bermanfaat untuk menguji kesiapan infrastruktur sekolah, seperti komputer, jaringan internet, dan pasokan listrik cadangan.
Dengan sering melakukan simulasi, siswa akan lebih percaya diri dan terhindar dari rasa cemas berlebihan saat pelaksanaan ujian sesungguhnya.
4. Dukungan Psikologis dan Motivasi
Selain persiapan akademik, siswa juga membutuhkan dukungan psikologis agar tetap tenang dan bersemangat menghadapi asesmen.
-
Guru dapat memberikan motivasi di kelas dengan menekankan bahwa ANBK bukanlah ujian kelulusan, melainkan sarana pemetaan kualitas pendidikan.
-
Orang tua sebaiknya menciptakan suasana belajar yang nyaman di rumah, memberi apresiasi atas usaha anak, dan menghindari tekanan berlebihan.
-
Anak perlu diajarkan teknik sederhana untuk mengatasi stres, seperti menarik napas dalam, relaksasi singkat, atau mengatur jadwal belajar dengan baik.
Dengan dukungan psikologis yang kuat, siswa akan lebih fokus pada proses pengerjaan soal dan mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya.
5. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental Anak
Kondisi fisik dan mental yang prima adalah kunci agar siswa dapat mengikuti ANBK dengan optimal.
-
Pastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup, minimal 8–9 jam per hari.
-
Berikan asupan gizi seimbang, seperti makanan kaya protein, sayuran, buah-buahan, serta cukup cairan.
-
Jauhkan anak dari stres berlebihan menjelang ujian. Ajak anak beraktivitas fisik ringan atau bermain untuk menjaga mood tetap positif.
-
Perhatikan juga kesehatan mental, karena kecemasan berlebih bisa mengganggu konsentrasi saat mengerjakan soal.
Dengan tubuh yang sehat dan pikiran yang tenang, siswa akan lebih siap menghadapi setiap tahap ANBK.
Persiapan menghadapi ANBK SD 2025 bukan hanya tanggung jawab sekolah, melainkan juga melibatkan peran aktif guru dan orang tua.
Mulai dari latihan soal literasi dan numerasi, pembiasaan teknologi komputer, simulasi ujian, dukungan psikologis, hingga menjaga kesehatan fisik dan mental anak, semuanya harus berjalan beriringan.
Dengan persiapan yang matang, siswa dapat mengikuti ANBK tanpa rasa cemas, lebih percaya diri, dan mampu menunjukkan kompetensi terbaiknya.
Hal ini pada akhirnya akan memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kualitas pendidikan di Indonesia.
Peran Guru dan Orang Tua dalam Kesuksesan ANBK
Guru
-
Memberikan bimbingan akademik secara terarah.
-
Menyediakan bahan ajar yang relevan dengan kompetensi ANBK.
-
Mengarahkan siswa dalam simulasi asesmen.
-
Memastikan kesiapan perangkat teknologi di sekolah.
Orang Tua
-
Mendampingi anak belajar di rumah.
-
Memberikan motivasi dan rasa percaya diri.
-
Menjaga kondisi kesehatan anak.
-
Membiasakan anak untuk jujur, disiplin, dan bertanggung jawab.
Sinergi peran guru dan orang tua sangat menentukan keberhasilan siswa dalam menghadapi ANBK.
ANBK SD 2025 adalah evaluasi penting untuk memetakan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan memahami jadwal resmi, instrumen asesmen, komponen pelaksanaan, serta tujuan dan manfaatnya, sekolah dan orang tua dapat mempersiapkan siswa dengan lebih matang.
ANBK bukan sekadar ujian, melainkan upaya menyeluruh untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Melalui asesmen ini, diharapkan anak-anak Indonesia mampu berkembang tidak hanya secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang baik dan lingkungan belajar yang mendukung.
Persiapan sejak dini, baik dari aspek akademis, teknis, maupun mental, akan sangat membantu siswa menghadapi ANBK dengan percaya diri. Mari bersama-sama mendukung anak-anak kita agar siap mengikuti ANBK SD 2025 dan menjadikannya sebagai pengalaman berharga untuk masa depan pendidikan mereka. (*)
Halaman : 1 2