Topikseru.com – Khutbah Jumat 3 Oktober 2025: Mencintai Sesama Manusia, Cermin Kesempurnaan Iman di mana salah satu masalah besar di zaman ini adalah semakin melemahnya kepedulian antar sesama.
Banyak orang sibuk dengan urusan pribadinya hingga melupakan hak-hak saudaranya. Padahal Islam datang untuk menegakkan kasih sayang dan persaudaraan yang kokoh.
Rasulullah SAW menegaskan bahwa iman tidak sempurna hingga kita mencintai saudara kita sebagaimana kita mencintai diri sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Khutbah I الحَمْدُ لِلَّهِ، الحَمْدُ للهِ الَّذِي لَا خَيْرَ إِلَّا مِنْهُ، وَلَا فَضْلَ إِلَّا مِنْ لَدُنْهُ، أَحْمَدُهُ حَمْدًا لَا انْقِطَاعَ لِرَاتِبِهِ، وَلَا إِقْلَاعَ لِسَحَائِبِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، سَمِيعٌ لِمَنْ يُنَادِيهِ، قَرِيبٌ مِمَّنْ يُنَاجِيهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ: اتَّقُوا اللهَ؛ فَإِنَّ تَقْوَاهُ أَفْضَلُ مُكْتَسَبٍ، وَطَاعَتَهُ أَعْلَى نَسَبٍ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ: يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah ta’ala,
Khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan juga kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Takwa dalam artian sebagaimana yang dirumuskan oleh para ulama, yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Takwa yang hakiki tentunya adalah yang menuntun kita bukan hanya rajin beribadah kepada Allah, tetapi juga menghadirkan akhlak mulia dalam interaksi dengan sesama manusia.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan manusia bukanlah penghalang untuk saling mencintai, melainkan agar kita saling mengenal, menghormati, dan saling menolong dalam kebaikan.
Kemuliaan seseorang tidak diukur dari suku, bangsa, atau status duniawi, melainkan dari kadar ketakwaannya kepada Allah ta’ala.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah ta’ala,
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim: لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّىٰ يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ Artinya, “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Imam Abu al-Abbas al-Qurthubi dalam kitab Al-Mufhim juz 1, halaman 244 menafsirkan hadits ini dengan menjelaskan bahwa iman seseorang tidak sempurna sampai ia menghendaki kebaikan untuk orang lain sebagaimana ia menghendaki kebaikan untuk dirinya.
Beliau menekankan bahwa hak-hak manusia, baik jiwa maupun harta, tidak boleh diganggu kecuali dengan alasan yang dibenarkan oleh syariat.
Lebih jauh, Imam al-Munawi dalam Faid al-Qadir juz 6, halaman 422 menambahkan bahwa mencintai kebaikan untuk orang lain pasti mengandung kebencian terhadap keburukan bagi mereka.
Dengan demikian, kaum mukminin ibarat satu tubuh. Jika satu bagian merasakan sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakan.
Maka, cinta kepada sesama bukanlah perkara tambahan, melainkan salah satu syarat kesempurnaan iman.
Halaman : 1 2 Selanjutnya