Setiap pohon yang tumbuh dan memberi manfaat, entah buahnya dimakan manusia, burung, atau hewan menjadi amal sedekah yang tak pernah putus.
Karena itu, sebagian ulama menilai bahwa pertanian adalah bentuk usaha paling utama, sebab dari satu benih yang ditanam, pahala terus mengalir hingga akhirat, selama tanaman itu memberi kehidupan bagi makhluk lain.
Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Ketiga, teladan gaya hidup hijau ala Nabi Muhammad selanjutnya adalah mempraktikkan ihsan kepada ala. Secara singkat, perilaku ihsan yakni berbuat baik dan indah terhadap semua ciptaan Allah, termasuk alam.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُما عن رَسولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ، قالَ: إنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإحْسَانَ علَى كُلِّ شيءٍ
Artinya; “Ada dua hal yang aku hafal dari Rasulullah. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan (kebaikan) dalam segala hal,” (HR. Muslim).
Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Sejatinya, hadits ini menunjukkan bahwa nilai ihsan adalah prinsip dasar dalam Islam. Ihsan tidak hanya berlaku dalam hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan, termasuk cara memperlakukan sesama, hewan, bahkan alam.
Ihsan terhadap alam berarti memperlakukan bumi dengan kasih, bukan kerakusan.
Nabi melarang menyiksa hewan, menebang pohon tanpa sebab, bahkan menumpahkan air di jalan tanpa manfaat. Semua itu bagian dari etika ekologis Islam; menjaga keseimbangan sebagai wujud iman.
Keempat, Nabi mempraktikkan kebersihan sebagai cermin keimanan. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya dalam hadits riwayat Imam Muslim:
الإيمانُ بضعٌ وسبعون شعبةً ، أعلاها قولُ لا إله إلا اللهُ ، وأدناها إماطةُ الأذى عن الطريقِ
Artinya; “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan Lā ilāha illallāh (Tiada tuhan selain Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.”
Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Jika menyingkirkan duri dari jalan saja berpahala, bagaimana dengan membersihkan sungai, menanam pohon, atau mengurangi jejak karbon?
Dalam pandangan iman, tindakan-tindakan kecil itu bisa menjadi ibadah ekologis.
Imam An-Nawawi, dalam kitab Syarah An-Nawawi ala Shahih Muslim jilid 2 halaman 204, menjelaskan maksud sabda Nabi “yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.”
Adalah menghilangkan dan menjauhkan sesuatu yang dapat mengganggu orang lain di jalan.
Adapun yang dimaksud dengan gangguan (الأذى) adalah segala sesuatu yang dapat mencelakakan atau mengganggu, seperti batu, tanah, duri, atau benda lain yang dapat membuat orang tersandung, terluka, atau tidak nyaman saat melintas.
Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Sejatinya, penjelasan ini menunjukkan bahwa tindakan kecil sekalipun, seperti menjaga kebersihan jalan, termasuk amal kebaikan yang bernilai iman.
Islam menanamkan kesadaran sosial dan tanggung jawab bersama terhadap kebersihan serta keselamatan lingkungan sekitar.
Dari empat teladan di atas, terlihat jelas bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pelopor gaya hidup hijau jauh sebelum dunia modern mengenalnya.
Prinsip hemat, peduli, ihsan, dan menjaga kebersihan yang fondasi teologis dalam Islam yang menuntun manusia untuk menjadi khalifah yang menjaga bumi.
Dalam konteks krisis ekologi hari ini, meneladani Rasulullah berarti menghidupkan kembali etika spiritual lingkungan, menjadikan ibadah tidak hanya hubungan dengan Tuhan, tetapi juga dengan alam ciptaan-Nya.
Karena bagi seorang Muslim, mencintai bumi adalah bagian dari mencintai Sang Pencipta.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ: (وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر) إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِى الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat kajian keislaman.












