Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Teks Khutbah Jumat 31 Oktober 2025: Meraih Hikmah dalam Ucapan dan Perbuatan

×

Teks Khutbah Jumat 31 Oktober 2025: Meraih Hikmah dalam Ucapan dan Perbuatan

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat: Meraih Hikmah dalam Ucapan dan Perbuatan di mana  di tengah kehidupan modern yang serba cepat, banyak orang berbicara dan bertindak tanpa pertimbangan.

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡآخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا

Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” Allah SWT juga berfirman dalam Qur’an surah Al-An’am ayat 89–90:

أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحُكۡمَ وَٱلنُّبُوَّةَۚ فَإِن يَكۡفُرۡ بِهَا هَٰٓؤُلَآءِ فَقَدۡ وَكَّلۡنَا بِهَا قَوۡمٗا لَّيۡسُواْ بِهَا بِكَٰفِرِينَ ۝ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۖ فَبِهُدَىٰهُمُ ٱقۡتَدِهۡۗ قُل لَّآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ أَجۡرٗاۖ إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡعَٰلَمِينَ

Artinya: “Mereka itulah orang-orang yang telah Kami anugerahi kitab, hikmah, dan kenabian. Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang tidak mengingkarinya. Mereka itulah para nabi yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Maka, ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah (Muhammad), ‘Aku tidak meminta imbalan kepadamu atasnya (menyampaikan Al-Qur’an).’ Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu hanyalah peringatan untuk seluruh alam.”

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Meneladan para nabi adalah hikmah itu sendiri, karena Allah mengutus mereka sebagai rahmat bagi umat manusia dan memerintahkan kita semua untuk menaati mereka. Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surah An-Nisa’ ayat 64:

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ

Artinya: “Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali untuk ditaati dengan izin Allah.”

Karena Allah telah menetapkan keselamatan dalam mengikuti jejak para nabi, maka siapa pun yang mendambakan keselamatan hendaklah menempuhnya melalui tuntunan mereka yang diwariskan kepada para pewaris nabi, yaitu para ulama yang mengamalkan ilmunya. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana dikutip Imam At-Tirmidzi:

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Artinya: “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Dan para nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, melainkan mereka mewariskan ilmu. Maka siapa yang mengambilnya, sungguh ia telah mengambil bagian yang besar.”

Ilmu dan bimbingan para nabi tetap menjadi pelita hidayah sepanjang zaman, meskipun waktu terus bergulir dan teknologi semakin maju. Tidak ada petunjuk yang lebih lurus daripada apa yang telah ditunjukkan para nabi ‘alaihimussalam.

Sekalipun kemajuan teknologi dapat menjadi sarana kebahagiaan dunia, namun meneladan para nabi adalah jalan menuju kebahagiaan dunia sekaligus akhirat.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Para ulama yang saleh senantiasa memancarkan hikmah dalam makna yang paling indah.

Barang siapa yang memiliki akal jernih dan pandangan tajam, lalu menimba ilmu dari para ulama terpercaya serta mengambil manfaat dari ilmu yang mereka warisi dari para nabi, niscaya ia akan memperoleh ilmu yang luas, memancarkan hikmah, dan menampakkannya dalam ucapan serta perbuatannya.

Dengan itu, ia berpindah dari keburukan menuju kebaikan, dan dari kebaikan menuju yang lebih baik.

Siapa pun yang menjadikan hikmah sebagai penuntunnya, ia akan selamat dari berbagai marabahaya: tidak mencampuri perkara yang bukan urusannya, tidak membenarkan setiap kabar yang didengar, tidak mengucapkan semua yang diketahui, dan tidak melakukan semua yang mampu ia lakukan. Karena itu, marilah kita senantiasa mendekat kepada para ulama, membaca karya-karya mereka, dan meneladan perjalanan hidup mereka.

Baca Juga  Teks Khutbah Jumat 29 Agustus 2025: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Rasulullah SAW bersabda sebagaimana dikutip oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim:

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالًا فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

Artinya: “Tidak ada iri kecuali pada dua perkara: seseorang yang Allah karuniai harta lalu ia habiskan di jalan kebenaran, dan seseorang yang Allah karuniai hikmah, lalu ia berhukum dengannya dan mengajarkannya.”

Yang dimaksud dengan iri di sini adalah ghibthah, yakni berharap mendapatkan kebaikan serupa tanpa menginginkan hilangnya nikmat dari orang tersebut.

Sedangkan yang dimaksud hikmah dalam hadits ini adalah ilmu yang bermanfaat, yang dengannya seorang hakim dapat memutuskan perkara dengan adil, seorang mufti memberi fatwa dengan benar, dan seorang alim mengajarkannya kepada umat.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin meriwayatkan nasihat Luqman al-Hakim kepada putranya:

يَا بُنَيَّ جَالِسِ الْعُلَمَاءَ وَزَاحِمْهُمْ بِرُكْبَتَيْكَ، فَإِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ يُحْيِي الْقُلُوبَ بِنُورِ الْحِكْمَةِ كَمَا يُحْيِي الْأَرْضَ بِوَابِلِ السَّمَاءِ

Artinya, “Wahai anakku, duduklah bersama para ulama dan dekatkanlah dirimu kepada mereka, karena Allah menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan bumi dengan hujan dari langit.”

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Rasulullah SAW juga bersabda sebagaimana dikutip oleh Imam At-Tirmidzi:

الْحِكْمَةُ ضَالَّةُ الْمُؤْمِنِ، فَحَيْثُ وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا

Artinya: “Hikmah adalah barang hilang milik seorang mukmin. Di mana pun ia menemukannya, dialah yang paling berhak atasnya.”

Maka marilah kita jadikan ilmu dan hikmah sebagai bekal hidup, agar kita memperoleh keselamatan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Demikianlah khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini.

Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II اَ

لْـحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ، فَقَالَ: إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ، وَالْغَلَاءَ، وَالْوَبَاءَ، وَالْفَحْشَاءَ، وَالْمُنْكَرَ، وَالْبَغْيَ، وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ، وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً، وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Ustadz Nur Rohmad, Ketua Komisi Dakwah & Pengembangan Masyarakat MUI Kab. Mojokerto dan Anggota Tim Ahli Kajian Akidah Aswaja “ASWAJA NU CENTER” PWNU Jawa Timur.