Scroll untuk baca artikel
Edukasi

Khutbah Jumat Jumat 7 November 2025: Bahaya Sikap Julid dalam Kehidupan Seorang Muslim

×

Khutbah Jumat Jumat 7 November 2025: Bahaya Sikap Julid dalam Kehidupan Seorang Muslim

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat Jumat
Khutbah Jumat Jumat 7 November 2025: Bahaya Sikap Julid dalam Kehidupan Seorang Muslim di mana di zaman sekarang, perilaku julid sudah menjadi bagian dari keseharian kita.

Topikseru.com – Khutbah Jumat Jumat 7 November 2025: Bahaya Sikap Julid dalam Kehidupan Seorang Muslim di mana di zaman sekarang, perilaku julid sudah menjadi bagian dari keseharian kita.

Di media sosial, banyak orang dengan mudah mengomentari, menyindir, bahkan mencela kekurangan orang lain. Padahal, di balik kebiasaan itu tersimpan penyakit hati seperti dengki, ghibah, dan adu domba yang secara tegas dilarang oleh agama.

Khutbah I
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَمَرَنَا بِصِيَانَةِ اللِّسَانِ عَنِ الْمُسْلِمِينَ، وَنَهَانَا عَنِ الْغِيبَةِ وَالنَّمِيمَةِ وَالظُّلْمِ لِلنَّاسِ أَجْمَعِينَ، وَوَعَدَ لِمَنْ طَهَّرَ قَلْبَهُ وَحَفِظَ لِسَانَهُ جَنَّاتِ النَّعِيمِ وَرِضْوَانَ رَبِّ الْعَالَمِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَشَفِيْعَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَدَّى الْأَمَانَةَ وَبَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَنَصَحَ الْأُمَّةَ حَتَّى أَتَاهُ الْيَقِيْنُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ تَعَالَى ، فَقَدْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ الْمُبِينِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Segala puji marilah kita haturkan ke hadirat Allah Swt, Dzat yang telah melimpahkan kepada kita begitu banyak anugerah. Di antaranya, kita masih diberi kesempatan untuk bernafas dengan lancar, tubuh yang bugar, serta cahaya iman yang senantiasa menuntun langkah kita menuju surga dan terhindar dari neraka.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, pembawa risalah kebenaran yang telah mengajarkan kita untuk hidup dengan hati yang bersih, lisan yang santun, dan perilaku yang terpuji.
Semoga rahmat itu juga tercurah kepada keluarga beliau, para sahabat, serta seluruh umat Islam yang setia mengikuti jalan Beliau hingga akhir zaman.

Selanjutnya, marilah kita terus meningkatkan kualitas takwa kepada Allah Swt, dengan memperbanyak amal saleh dan menahan diri dari segala bentuk keburukan.

Salah satu caranya adalah dengan menjaga lisan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 70-71 disebutkan: Baca Juga Khutbah Jumat: Iri dan Dengki, Pembunuh Rasa Syukur

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Dia (Allah) akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia menang dengan kemenangan yang besar.”

Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Di zaman sekarang, kita semakin sering menemukan, perilaku julid yang seolah-olah dinormalisasi oleh sebagian masyarakat. Berbagai platform media sosial yang seharusnya menjadi tempat atau sarana untuk berbagi kebaikan, justru penuh dengan sikap julid dalam bentuk komentar-komentar negatif, cibiran, dan olokan terhadap orang lain.

Padahal, aktivitas semacam itu sangat tidak diperbolehkan dalam Islam. Seperti yang kita sama-sama tahu, bahwa julid merupakan perilaku iri terhadap keberhasilan orang lain di sekitar kita, yang tercermin lewat tindakan mengomentari atau menyindir mereka dengan tujuan menjatuhkan atau mencemooh.

Tanpa tersadari, terkadang kebiasaan ini kita lakukan secara langsung lewat ucapan, namun tidak jarang pula lewat tulisan di media sosial.

Mengapa perilaku yang demikian sangat tidak diperkenankan bagi seorang muslim? Sebab, tindakan julid setidaknya beririsan dengan 3 perbuatan tercela yang terlarang dalam Islam, yakni hasad, ghibah, dan namimah.

Pertama, julid sering kali lahir dari perasaan hasad (iri hati). Yakni, saat seseorang merasa tidak senang melihat keberhasilan, kebahagiaan, atau kelebihan orang lain, maka rasa iri itu muncul dan tersalurkan lewat komentar, ujaran kebencian, dan sindiran.

Fenomena perilaku semacam ini merupakan salah satu bentuk julid yang paling sering kita temukan dalam kehidupan, baik di dunia nyata atau dalam ruang digital sehari-hari.

Kita sebagai hamba Allah yang merasa diri sebagai muslim, tidak boleh melakukan hal tersebut. Secara tegas dilarang oleh Rasulullah Saw. Dalam sebuah hadits, bersumber dari Anas bin Malik disebutkan:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ‌لَا ‌تَبَاغَضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللّٰهِ إِخْوَانًا،

Artinya: “Dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, Janganlah kalian saling membenci, jangan saling iri hati (hasad), dan jangan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)