Topikseru.com – Khutbah Jumat 13 Desember 2025: Peran Aktif Tokoh Agama dan Masyarakat di Tengah Bencana di mana si saat bencana melanda, peran aktif tokoh agama dan masyarakat menjadi penyejuk jiwa dan penggerak solidaritas yang nyata.
Kehadiran tokoh agama dan masyarakat menjadi penopang moral yang tak ternilai. Melalui nasihatnya, masyarakat akan memahami bahwa musibah bukanlah akhir dari segalanya, dan melalui bantuan mereka lahirlah kekuatan untuk bangkit bersama untuk merajut kembali harapan di atas puing-puing keputusasaan.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي هَدَانَا لِطَرِيْقِهِ الْقَوِيْمِ، وَفَقَّهَنَا فِي دِيْنِهِ الْمُسْتَقِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةً تُوَصِّلُنَا إِلىَ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ، وَتَكُوْنُ سَبَبًا لِلنَّظْرِ إِلَى وَجْهِهِ الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ السَّيِّدُ السَّنَدُ الْعَظِيْمُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِى الْفَضْلِ الْجَسِيْمِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الْكَرِيْمِ، فَإِنِّي أُوْصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ الْحَكِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Puji syukur alhamdulillahi rabbil alamin, atas segala limpahan nikmat dan rahmat yang diberikan kepada kita semua, mulai dari nikmat iman, sehat, damai, dan tenteram.
Shalawat dan salam mari kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad saw, allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alih wa sahbih, sang suri teladan masa.
Semoga Allah mengumpulkan kita semua kelak dalam naungan syafaatnya. Amin ya rabbal ‘alamin. Selanjutnya, sudah menjadi kewajiban bagi kami sebagai khatib pada kesempatan shalat Jumat yang mulia ini, saya mengajak diri sendiri dan jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ketahuilah bahwa dengan takwa, Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan yang kita hadapi, serta akan memasukkan kita ke dalam surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan abadi.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan setiap detik kehidupan kita sebagai ladang amal untuk meraih ridha Allah, dengan manfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk berbuat baik, mengajak pada kebaikan, dan hal-hal lain yang bernilai manfaat kepada sesama.
Dan jangan pernah menunda-nunda untuk berbuat baik, karena kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Di tengah musibah besar yang sedang menimpa negeri tercinta ini, peran tokoh agama dan masyarakat menjadi sangat penting dalam menghadapi ujian.
Meski keduanya memiliki peran yang berbeda, namun sejatinya sama-sama memiliki peran penting dalam memberikan bimbingan spiritual, dukungan moral dan mental, serta menggerakkan kepedulian sosial untuk memberikan bantuan kepada para korban.
Selain memberikan bantuan secara langsung, para tokoh agama harus mendorong dan menggerakkan masyarakat agar turut mengambil bagian dalam membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah.
Sementara itu, masyarakat memiliki peran untuk merespons ajakan tersebut dengan tindakan nyata, mulai dari memberikan tenaga, waktu, harta, atau apa pun yang bisa meringankan beban para korban.
Pembagian peran ini sejatinya telah diatur dalam ajaran agama kita, bahwa tidak semua orang dituntut melakukan hal yang sama, tetapi masing-masing mengambil bagian sesuai kemampuan dan tanggung jawabnya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُواْ كَآفَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُواْ فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُواْ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواْ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Artinya, “Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?” (QS. At-Taubah, [9]: 122).
Meski pada prinsipnya ayat ini menyuruh umat Islam untuk tidak semua ikut berperang, tetapi ada sebagian yang belajar kepada Rasulullah, namun memiliki spirit yang sama, yaitu membagi tugas sesuai porsinya masing-masing. Sebagian fokus mendalami agama, sebagian lagi berjuang di medan perang.












