Filosofi Hidup TD Pardede, Raja Tekstil dari Medan yang Memilih Hidup Miskin

Selasa, 24 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tumpal Dorianus Pardede atau TD Pardede yang karib disapa

Tumpal Dorianus Pardede atau TD Pardede yang karib disapa "Katua". Foto: Repro buku "75 Tahun T.D. Pardede

Pada masa revolusi kemerdekaan Tumpal Dorianus Pardede ikut berjuang sebagai perwira dagang. Dia bertugas di bagian perbekalan dan logistik. Hasil penjualan beras yang dia bawa dari Tapanuli ke Pekan Baru disisihkan untuk biaya perjuangan dan memberi makan pasukan.

Di tahun 1949 Pardede berhenti dari dinas ketentaraan dan kembali ke dunia bisnis. Namun, saat itu Pardede menyaksikan penderitaan masyarakat. Banyak masyarakat hanya berkaus kutang atau singlet. Dari kondisi ini lah TD Pardede mendapat ide untuk membangun pabrik tekstil khususnya kaus singlet.

Mimpi Pardede membangun pabrik tekstil akhirnya terwujud dengan berdirinya Knitting Factory T.D. Pardede di Medan. Pabrik ini memproduksi kaus pertama dengan merek Surya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Raja Uang yang Pilih Hidup Miskin

Bergelimpangan harta dan lini bisnis yang tumbuh pesat tak membuat TD Pardede melupakan filosofi hidup yang dia anut, yakni miskin dan kesederhanaan.

Dia mengajarkan bahwa saat mendapat keberlimpahan harta harus mengingat perjuangan saat masih belum berpunya.

Menjadi orang kaya bukan berarti harus pamer. Kata Pardede, setiap orang kaya harus ingat bahwa rezeki itu berasal dari Tuhan.

Berkat filosofi seperti ini, Pardede cukup dihormati di Indonesia, terutama warga Sumatera Utara.
Sosok TD Pardede juga filantropi. Dia turut membangun beberapa fasilitas umum seperti rumah sakit, tempat ibadah dan sekolah bagi warga Medan.

Kiprah Tumpal Dorianus Pardede berhenti pada 18 November 1991 karena wafat di Singapura.

Tempo (26 Maret 1994) mewartakan sebelum wafat, ‘raja uang’ ini membuat wasiat agar seluruh harta tak dibagikan kepada anak-anaknya.

Editor : Muchlis

Sumber Berita : CNBC, Historia

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Telkomsel Perkuat Pemerataan Akses Digital di Sumatera Utara: Hadirkan Jaringan 4G di Tiga Desa Wilayah Karo
Mahasiswa USU Ubah Limbah Plastik Jadi Gigi Palsu, Raih Environmental and Social Innovation Award 2025
Khutbah Jumat 10 Okotober 2025: Menggapai Berkah dengan Menjadi Pedagang yang Jujur di Era Digital
Jadwal Acara TV Hari Ini, Jumat, 10 Oktober 2025 Stasiun Trans TV, ANTV, RCTI, GTV, MNCTV, Trans7, Indosiar, SCTV, dan MDTV
Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Cara Islam Merawat Lingkungan
Sistem Akademik Belum Sinkron, Mahasiswa Unimed Sudah Bayar UKT tapi Gagal Isi KRS
6 Peristiwa Penting Dunia yang Terjadi pada 6 Oktober: Dari Perang Yom Kippur hingga Peluncuran Instagram
Telkomsel Hadirkan Konektivitas Andal di Desa Nosar: Harapan Baru bagi Masyarakat Tepian Danau Lut Tawar

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 14:22

Telkomsel Perkuat Pemerataan Akses Digital di Sumatera Utara: Hadirkan Jaringan 4G di Tiga Desa Wilayah Karo

Jumat, 10 Oktober 2025 - 17:00

Mahasiswa USU Ubah Limbah Plastik Jadi Gigi Palsu, Raih Environmental and Social Innovation Award 2025

Jumat, 10 Oktober 2025 - 00:21

Khutbah Jumat 10 Okotober 2025: Menggapai Berkah dengan Menjadi Pedagang yang Jujur di Era Digital

Jumat, 10 Oktober 2025 - 00:00

Jadwal Acara TV Hari Ini, Jumat, 10 Oktober 2025 Stasiun Trans TV, ANTV, RCTI, GTV, MNCTV, Trans7, Indosiar, SCTV, dan MDTV

Kamis, 9 Oktober 2025 - 22:17

Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Cara Islam Merawat Lingkungan

Berita Terbaru