Diketahui, Rasulullah SAW wafat dalam usia 63 tahun. Artinya, beliau menjalani poligami sekira 12 hingga 13 tahun. Itu lebih singkat daripada masa monogaminya, yakni bersama dengan Khadijah, selama 25 tahun.
Kisah Inspiratif Saudah binti Zam’ah
Saudah binti Zam’ah adalah salah satu wanita mulia dalam sejarah Islam yang kisahnya penuh dengan inspirasi.
Sebagai istri kedua Rasulullah SAW setelah wafatnya Khadijah binti Khuwailid, Saudah memiliki peran besar dalam mendampingi Rasulullah SAW di masa-masa awal perkembangan Islam. Kepribadian beliau yang penuh kesabaran, kedermawanan, dan pengorbanan menjadi teladan bagi umat Islam hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saudah lahir dari keluarga terpandang di suku Quraisy. Sebelum menikah dengan Rasulullah SAW, beliau telah menikah dengan Sakran bin Amr, seorang sahabat yang memeluk Islam di awal dakwah.
Pasangan ini termasuk golongan pertama yang memeluk Islam dan menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan keimanan mereka.
Ketika kaum Muslimin menghadapi tekanan berat di Mekah, Saudah bersama suaminya ikut berhijrah ke Habasyah (Ethiopia) untuk mencari perlindungan.
Namun, ujian berat menimpa Saudah ketika Sakran bin Amr wafat sekembalinya mereka ke Mekah. Saudah menjalani kehidupan sebagai janda dengan penuh kesabaran di tengah masyarakat yang sering memandang rendah status perempuan yang tidak bersuami.
Setelah wafatnya Khadijah binti Khuwailid, Rasulullah SAW mengalami masa-masa sulit. Kehilangan istri tercinta dan pendukung utama dakwah membuat Nabi SAW membutuhkan pendamping yang bisa membantu mengurus rumah tangga serta memberikan dukungan emosional.
Saudah, dengan kepribadian yang dewasa dan penuh kasih sayang, dipilih oleh Rasulullah SAW untuk menjadi istri. Pernikahan ini bukan hanya didasari oleh cinta, tetapi juga atas dasar kebutuhan Nabi SAW untuk melanjutkan dakwah dengan dukungan seorang wanita yang memahami perjuangan Islam.
Saudah menerima lamaran Rasulullah SAW dengan penuh keikhlasan, menyadari bahwa pernikahan ini adalah bentuk pengabdian kepada Allah SWT dan dukungan bagi risalah kenabian.
Saudah dikenal sebagai wanita yang humoris, penyayang, dan sangat dermawan. Beliau sering membuat Rasulullah SAW tersenyum dengan candaannya yang lembut. Meskipun berasal dari latar belakang yang mapan, Saudah hidup sederhana bersama Rasulullah SAW dan tidak pernah mengeluh tentang keadaan.
Salah satu sifat utama Saudah adalah kedermawanannya. Beliau sering membagikan makanan dan harta yang dimilikinya kepada kaum fakir miskin. Dalam berbagai riwayat, diceritakan bahwa Saudah tidak pernah menolak permintaan orang yang membutuhkan, bahkan jika itu berarti dirinya harus berpuasa karena tidak memiliki makanan untuk dirinya sendiri.
Penulis : Ari Tanjung
Editor : Ari Tanjung
Halaman : 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya